Mohon tunggu...
Aden
Aden Mohon Tunggu... Penulis - Khalqinus Taaddin, nama sapaan Aden. Tulisan lainnya bisa dibaca di blog pribadi aden589.wordpress.com

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Naskah Monolog: Kusti

11 November 2020   10:20 Diperbarui: 11 November 2020   10:28 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemuda itu memukul satu kali tumpukan buku itu yang berada di atas meja sehingga buku-buku tersebut jatuh, Kamar semakin berantakan.

Kemudian tikus itu kearah atas celengan. Mereka saling menatap, seakan-akan tikus itu mengejek sang Pemuda. kemudian perlahan-lahan pintu ia tutup sehingga tikus tersebut tidak bisa keluar dari kamar tersebut.

 "Nah...tikus yang malang, sekarang kau mau kemana?, semua yang terbuka di ruangan ini sudah aku tutup dengan rapat, jadi kau tidak bisa kemana-mana untuk kabur, sekarang serahkan saja dirimu tikus yang busuk.

Perlahan-lahan bangku yang ditangannya terangkat sampai atas kepala langsung menubrukan bangku itu tepat keaerah celengan yang ada disalah satu rak. Tikus itu meloncat kearah kasur. Sedangkan celengan yang berisi uang tabungan itu pecah dan isinya berhamburan kemana-mana, tanpa peduli, Pemuda itu mengejar tikus itu. Pemuda itu kejar-kejaran dengannya, ketika tikus itu dekat didepannya, ia menubrukan bangku, tapi lagi-lagi tikus dengan cerdik menghindar. 

Pemuda itu berkejar-kejaran layaknya Tom and Jerry.

"Mati kau,uh, mati kau, uh serahkan saja dirimu serahkan saja dirimu tikus.

Pemuda itu kualahan.

"Hahaha, kau membuatku merasa kualahan atas permainan mu ini kus, sekarang serahkan saja dirimu agar matimu tidak menjadi tragis karna aku akan  menghantam kepala mu.

"Ayolah jangan bermain-main denganku...serahkan saja dirimu, eh itu kau, mau lari kemana kau, ha,mau lari kemana. Mati kau mati.

Tepat ke 4 kali pemuda itu menubrukan bangkunya, kepala tikus itu terhantam penyot tak berdaya.

Selesai...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun