Mohon tunggu...
Aden
Aden Mohon Tunggu... Penulis - Khalqinus Taaddin, nama sapaan Aden. Tulisan lainnya bisa dibaca di blog pribadi aden589.wordpress.com

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Naskah Monolog: Kusti

11 November 2020   10:20 Diperbarui: 11 November 2020   10:28 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Sudah lama aku bersabar dengan kelakukanmu, awalnya aku percaya, kau hanya mencari sesuap nasi, tapi ternyata tidak, kau malah menghianati dan mengingkarinya. Kau ini bagaimana ?, aku sangat keceewa denganmu.

Pemuda itu merenung sejenak duduk di kursi. Tiba-tiba pemuda itu berteriak.

"Tikus o Tikus, keluarlah. Tidak ada gunanya kau bersembunyi, aku akan memberimu hadiah, hadiah yang di tunggu-tunggu oleh setiap orang, karena aku tahu bahwasanya yang namanya hadiah itu selalu baik bukan?. ialah suatu yang bisa membuat seseorang merasa bergembira bahkan terharu ketika melihatnya maupun mendengarnya. Ah, goblok. Kau dengan kelakuan itu akan ku berikan suatu hadiah yang menggembirakan?. Tidak pantas. Kau tak pernah memikiran orang-orang lain, kau hanya memikirkan dirimu sendiri kus. kau itu dapat makan dari kepunyaanku dan orang lain, kau makan dengan lahap begitu saja. Tapi kau tak pernah memberi makan kepada yang lain, eh, kau malah mengganggunya.

"Yang lebih parah lagi kau membuat aturan hanya tanpa sepengetahuan orang banyak, kau dengan seEnaknya masuk ke kamarku, ke dapurku, bahkan sampai menyelinap-menyelinap ke tumpukan buku-buku.

Tiba-tiba suara seekor tikus berlari di bawah dipan kasur. Kemudian Pemuda itu berdiri tegak sambil mengangkat meja, lalu mengelilingi panggung mencari si tikus.

"Aneh, memang aneh. Dengan semudah itu?, kau tidak bisa dengan semudah itu, kau mau menyerahkan diri?. Keluarlah. Keluarlah,

Pemuda itu mendengar sedikit suara tikus itu mau kabur dari jendela, tapi sebelum itu ia bersembunyi di balik korden, kemudian ia langsung menghampirinya.

"Hey, mau kemana kau tikus yang malang, aku tau kau bersembunyi di balik korden ini kan, hahaha, mau lari kemana kau.

Pemuda itu membuka korden tersebut tidak di temukannya apa-apa, tikus itu hilang entah tau kemana, justru yang dilihatnya satu putungan rokok yang sudah seminggu tidak di pakainya. bahkan jendelanya justru tertutup rapat. 

Tikus itu menyelinap ke dalam tumpukan buku-buku.

"Mau lari kemana kau ha, kau jangan menyelinap di buku-buku itu, aku sangat jijik melihat tikus menyentuh buku-buku ku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun