Mohon tunggu...
Khalimahthoyibah
Khalimahthoyibah Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer | Let's to do it, if you can do it

Meluapkan rasa melalui jutaan frasa. Sebab bahasa kata sangat tersirat makna

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Diary Depresi 3

24 Oktober 2024   22:05 Diperbarui: 24 Oktober 2024   22:09 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berbagai pertanyaan dan pernyataan yang mengganggu pikiranku lagi. Tidak semua yang dikatakan mereka benar

Aku lelah aku juga capek dengan semua ini. Namun kali ini aku tidak diam, hatiku terenyuh jiwaku goyah untuk bungkam.

"Sudah cukup!! Aku lebih tau apa yang aku lakukan. Kalian hanya bisa mendesakku tanpa ada solusi yang membantu. Memintaku untuk berhenti begitu saja tanpa berpikir lebih jauh, bisa saja aku langsung pergi. Tapi aku tidak se-lancang itu, ada hal- hal yang aku selesaikan terlebih dahulu" 

nada bicaraku sudah tidak terkendali, aku tersulut emosi. Tanganku refleks menggebrak meja kayu jati di hadapan, membuat semua yang ada di ruangan terkejut tidak percaya.

 Setelahnya baru aku kembali angkat suara dengan menunduk lemah.

"Aku sudah bicara dengan Bu Seruni, tapi dia tidak bicara banyak tanpa kepastian. Untuk saat ini aku akan menjalani hingga akhir bulan, setelahnya aku akan benar- benar berhenti. Entah apa yang selanjutnya terjadi, itu urusanku. Tidak perlu terlalu mengkhawatirkanku"

Kakak dan adikku terdiam, mungkin merasa bersalah dengan ucapannya. Tapi aku sudah tidak peduli, mereka juga tidak benar- benar peduli. Aku merasa mereka hanya keberatan karena aku selalu menyusahkan ketika sakit, Ah ntah lah.. mengapa aku jadi berpikir buruk dengan keluarga yang sudah banyak membantuku...

Aku berlalu meninggalkan ruang keluarga, rasanya suasana sudah canggung akibat perdebatan kecil tadi. 

Dan aku juga sudah menjelaskan semuanya..

......

Waktu terus berlalu, aku tetap bekerja seperti biasanya. Namun dengan suasana yang berbeda. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun