Mohon tunggu...
khairul umam khudhori
khairul umam khudhori Mohon Tunggu... DoSen (DOakan Sukses, ENd) -

II everything about me is lie II penyuka hujan, penikmat senja, perindu purnama II

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Perempuan Berwajah Sendu

6 Februari 2019   11:46 Diperbarui: 6 Februari 2019   12:38 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Aku hanya mampu membayangkan tanpa bisa berbuat apa-apa. namun, ada semacam tekad untuk mencari tau siapa dirinya, esok hari. karena baru pertama kali aku melihat dirinya di kampus. sesaat, malam itu pun menjadi hening. fikiran dipenuhi dengan
gundah dan resah untuk mencari jawaban tentang siapakah perempuan sendu itu.
***


Keesokan hari, tepat pukul 10.15 pagi. aku berjalan menuju kampus Al-Faras dengan misi utama untuk mendapatkan informasi tentang sosok perempuan yang bergentayangan semalaman di alam fikiran. aku harus mencari tau siapa perempuan itu. aku menjadi kepo tersebab pemandangan sore kemaren, tentang dirinya. tersirat seolah menyimpan beban yang teramat sungguh.

upaya pencarian sosoknya ku mulai dengan bertanya pada orang-orang kampus. apakah ada yang tau pada seorang perempuan yang tak jelas aku sebutkan ciri-cirinya. mulai dari teman dekatku sampai orang-orang yang tak ku kenal dari jurusan lainnya.

Aaah, tentulah akan sulit bagiku menemukannya. telah semua sudut maupun lorong kampus ku telusuri. hasilnya tetap nihil. tak kutemui dirinya. hatiku menggerutu, kesal sendiri tak tentu. kenapa begitu sulit menemukannya dikampus yang sekecil ini. keputusan itu telah ku buat bulat. ku tepis rasa putus asa dalam mencari. kuyakini diri bahwa tak mengapa hari ini belum membuahkan hasil. esok pasti kutemukan dirinya. perempuan berwajah sendu.

***
Haripun telah berlalu. tapi belum juga tampak terang usaha pencarianku. kurasakan diri mulai lelah. namun hati kekeh, tetap membara untuk menemukan dia. ku langkahkan kaki santai penuh kemalasan. dengan wajah semeraut melewati gerbang kampus yang minimalis. sambil menatap kosong pada ruang-ruang kelas yang mulai di padati oleh mahasiswa. ketika tepat sampai di depan pelataran masjid, mataku terbelalak seakan tak percaya dengan apa yang dilihat. langkah terhenti seperti tertanam dalam bumi. 

hatipun ikut bergetar hebat. sinar bola mata binar, penuh harap. perempuan sendu, kini tepat berada dihadapanku. lama ku terpaku di tempat berpijak. merasakan keanehan dalam diri. akhirnya, ku temukan jua. Senyum langsung mengembang syahdu pada bibirku. bukan main girangnya bisa menemukannya. seperti menemukan kilau permata yang bercahaya di antara kaca-kaca.

begitu lama aku terdiam membatu, sampai lupa bahwa dia hampir hilang dalam pandangan. cepat ku kumpulkan keberanian untuk mengejar dirinya. keringat bercucuran, saat langkah kaki berlari menuju dia. perempuan yang telah mempengaruhi alam mimpiku beberapa hari. sejak pertemuan sore kala itu. jarakpun semakin mendekati dia. meski bibir seperti kelu membisu. namun ku beranikan untuk menyapa dirinya dengan nafas yang tak beraturan tersebab berlarian.

"Hai, hosshh hosshh...!! kamu, perempuan berwajah sendu. Siapa
namamu?".
Perempuan itu nampak kaget melihat tiba-tiba seorang pria yang tak dikenal menyapanya dan menanyakan nama. ia mempercepat langkahnya dan menghindariku. tak putus asa dan langsung ku tanya kembali.

"Aku melihatmu di sore itu. saat wajahmu menjadi seperti baju kusut, murung. duduk termangu tanpa peduli orang sekelilingmu. Kau tau, bahwa kau telah mengganggu hidupku beberapa hari ini.!"

Akhirnya, perempuan itu pun bersuara.
"yaa kalo gitu, silahkan saudara lupakan ingatan yang tak penting itu. Permisi!".

Dia meninggalkanku dalam keadaan bungkam. perasaan pun menjadi tak karuan. terdiam penuh kebisuan. Suasana menjadi dingin seketika terasa. wajah tertunduk lesu. akal tak lagi dapat mengetahui kemauan hati. mungkinkah hati ini telah jatuh dalam pandangan teduh di sore itu. aku belum mampu menjabarkannya. yang ku tahu, bahwa malam selalu dipenuhi bayangannya, perempuan sendu. entah apa yang aku inginkan. hanya sekedar ingin tau kesedihannya atau lebih jauh dari itu. itu semua diluar kemampuan akal sehat tuk menembus jauh kedalam palung hati yang tersembunyi. aku kembali bertanya, inikah cinta? aah aku belum yakin dan percaya itu. karena tak ada alasan untuk aku mencintai dia yang belum kuketahui apa-apa. kulanjutkan langkah kaki ini untuk menyapa pasir yang kulewati. berhembuskan angin yang membelai tubuh hingga masuk menghangatkan jiwa yang sedang pilu. hati mengeluh gaduh.!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun