Ketahanan makam Koh Bing dipengaruhi oleh material yang digunakan. Lapisan paling luar makam dilapisi dengan granit beling atau serbuk kaca dicampur dengan acian mortar perekat serbuk kaca. Material ini menghasilkan bangunan yang cenderung kokoh dan tahan lama, tidak seperti nisan kayu.
Kompleks makam Koh Bing telah dirancang dengan struktur tembok dan atap yang melindungi makam-makam di dalamnya dari paparan cuaca ekstrim, sehingga dapat memungkinkan makam-makam tersebut untuk bertahan lebih lama. Selain perlindungan dari elemen luar, struktur tanah di dalam makam juga telah dicampur dengan pasir, yang mempermudah proses penggalian makam kembali ketika ada anggota keluarga yang meninggal.
Fasilitas yang disediakan untuk peziarah di makam memiliki peran penting dalam menciptakan kenyamanan. Salah satunya adalah tempat dupa, yang memungkinkan peziarah untuk melaksanakan ibadah sesuai dengan kepercayaan yang mereka anut, sehingga mendukung kegiatan spiritual mereka dengan lebih khusyuk dan bermakna.Untuk memberikan kenyamanan lebih, disediakan pula kursi atau tempat duduk di komplek makam. Kursi berguna terutama bagi peziarah yang membutuhkan waktu untuk beristirahat. Kursi memberikan ruang interaksi antara peziarah, memungkinkan mereka berbagi pengalaman dengan sesama peziarah. Selain itu, terdapat toilet yang mudah untuk diakses, memungkinkan peziarah untuk berfokus pada kegiatan spiritual tanpa khawatir mengenai kebutuhan fisik mereka,
Di bawah nama mendiang tertulis nama istri dan keturunan mendiang dengan warna merah. Penulisan nama ini dapat diperbarui apabila terdapat anggota keluarga wafat. Nama anggota keluarga pada batu nisan akan diubah dari warna merah menjadi warna emas dengan cara dilapisi grenjeng/foil berwarna emas.
2) Sila Simbol
Salah satu aspek dalam sila estetika desain merupakan simbol. Simbol ini digunakan pada batu nisan untuk menggambarkan kejayaan dan nilai-nilai kehidupan yang diwariskan oleh seseorang yang telah meninggal. Selain itu, foto Koh Bing yang mengelilingi sisi-sisi makam menggambarkan deretan pencapaian dan peran mendiang semasa hidup. Hal ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan terhadap kehidupan dan kontribusi yang telah mendiang berikan.
3) Sila Tata Nilai & Tata Kelola Peradaban
Menurut Supartono (2004 : 48) nilai kemanusiaan terbagi atas delapan unsur, yaitu cinta kasih, keindahan, keadilan, penderitaan, pandangan hidup, tanggung jawab, kegelisahan, dan harapan. Namun, apabila diinterpretasikan dari makam ini, penulis menemukan tujuh unsur, yaitu:
a. Cinta Kasih
Makam adalah tempat tinggal atau persinggahan terakhir bagi manusia yang telah meninggal. Umumnya, proses pemakaman diatur dan dilaksanakan oleh keluarga atau kerabat. Sehingga mulai dari upacara pemakaman hingga desain makam itu sendiri, semuanya dipersiapkan sedemikian rupa sebagai bentuk kasih dan kepedulian dari keluarga yang ditinggalkan.
b. Keindahan