Mohon tunggu...
Keysa Shofa
Keysa Shofa Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - pelajar

bergerak seperti pemalu mundur seperti cupu

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Teman Hijrah

23 November 2022   07:33 Diperbarui: 23 November 2022   07:47 368
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Iya tuh pe, dengerin kata Bu Ustadzah. Biar berkah hidup kamu haha" Kami semua pun tergelak mendengar penuturan Nida barusan, polos dan nyelekit haha...

Zulfa hanya melipat tangannya di depa dada seraya memalingkan mukanya dari kami "Terus aja terus huuhh..." ujar nya galak, ngambek ceritanya mah.

" Aku pun mulai mengatur tawa ku yang mulai hilang intensitasnya menjadi kekehan kecil, "kkkk~ maaf atuh maaf, gak bermaksud kok pe. Tapi kan bener, kita hidup di dunia itu bukan hanya dunia saja yang kita cari namun juga akhirat kita. Gini aja dunia itu hanya tempat singgah doang, cuman sementara, hitungan akhirat saja kita cuman 1,5 Jam di akhirat itu rata-rata umur kita di dunia 60-70 tahunan pe. Tuh cuman sebentar kan?" Ujar ku seraya menatap mereka memberi penjelasan yang mudah-mudahan bisa diterima oleh Zulfa dan gak ngambek lagi.

Kulihat mereka mendengarkan penjelasan ku dengan seksama, terutama Zulfa yang mulai gak ngambek lagi.

"Iya, bener banget tuh Za. Kita di dunia cuman sebentar makanya orientasinya gak boleh ke dunia mulu, harus berorientasi untuk akhirat. Apalagi sekarang kita adalah umat akhir zaman yang kemungkaran dimana-mana, yang maksiat tuh udah gak malu-malu lagi nunjukkin nya. Makanya kita harus membentengi hati kita dengan iman yang kuat supaya kita gak terjerumus kedalam lembah dosa" Ujar Huma menambahkan.

Aku mengangguk setuju, "Karena makin kesini makin banyak banget godaan nya, tapi semakin banyak godaan kita semakin kuat dan semakin taat kepada-Nya, semakin membuat kita untuk selalu istiqamah dalam menjalankan perintahnya dan terpenting lagi pahalanya makin banyak hehe" kataku menambahkan, saat kumpul kayak gini, obrolan seperti inilah yang membuatku bersemangat. Obrolan yang membuat kita semakin bersemangat untuk berhijrah menjadi lebih baik lagi.

Kulihat Zulfa menundukan kepalanya seraya berkata, "Hmmm.. Iya juga ya, astagfirullah haladzim... maafin aku Ya Allah, aku udah lalai dari-Mu. Alhamdulillah juga aku ketemu sama kalian sahabat-sahabat sesurgaku, bantu aku untuk berhijrah ya sahabat" Zulfa pun mengangkat kembali kepalanya seraya menatap kami penuh harap, aku tersenyum melihatnya yang ingin berhijrah menjadi lebih baik. Kamipun saling berpelukan menyalurkan rasa bahagia kami satu sama lain.

"Alhamdulillah, terimakasih Ya Allah. Indah banget ya kalau gini hehe" Ujar Aulia.

"Sebenernya aku juga belum sepenuhnya berhijrah pe, namun kita sama-sama berjalan dan sama-sama menuju taat" ujarku haru, karena jujur akupun masih belum sepenuhnya berhijrah, hijrah itu memang mudah yang sulit itu istiqamahnya kita untuk mentaati semua perintahnya, tapi jika kita ikhlas semuanya pasti terasa mudah.

"Iya, aku juga masih belajar memantaskan diriku kok. Masih banyak kekurangan, gak seperti yang kalian kira itu" ujar Huma sembari tersenyum tipis menatap kami.

Kami saling melempar senyum damai, subhanallah begitu indahnya hidayah dari-Mu ya Rabb, Istiqomahkan aku selalu di jalan-Mu Aamiinn...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun