Ditemukannya prosedur perbanyakan dengan cara in vitro terhadap tanaman anggrek Cymbidum pada tahun 1960 oleh Morel, dan diformulasikannya dengan komposisi medium konsentrasi garam mineral tinggi oleh Skoog dan Murashige pada tahun 1962.
Perkembangan pesat dimulai di negara Prancis dan Amerika, kemudian dikembangkan dibanyak negara, salah satunya di Indonesia, dengan prioritas penggunaan tanaman yang mempunyai arti penting bagi tiap-tiap negara. Dengan berkembangnya penelitian dalam dua dekade terakhir telah memberikan banyak sumbangan yang sangat besar. Hampir seluruh ilmuwan melakukan penelitian terhadap teknik ini dan teknik ini semakin berkembang pesat
Manfaat Kultur Jaringan
Melestarikan sifat tanaman induk
Menghasilkan tanaman yang memiliki sifat sama
Menghasilkan tanaman baru dalam jumlah banyak dalam waktu yang singkatD
Dapat menghasilkan tanaman yang bebas virus
Dapat dijadikan sarana untuk melestarikan plasma nutfah
Untuk menciptakan varietas baru melalui rekayasa genetika. Sel yang telah direkayasa dikembangkan melalui kultur jaringan sehingga bertumbuhlah tanaman baru sesuai dengan induknya
Pelaksanaannya tidak tergantung pada musim.
Kelemahan Kultur Jaringan