Selanjutnya, disediakan sarana keheningan. Keheningan atau silentium bertujuan untuk membangun iklim lingkungan yang hening baik dalam diri maupun luar diri. Menjadikan sarana bari para seminaris untuk bertemu dengan dirinya sendiri dalam keheningan berkaca dan bercakap pada dirinya sendiri. Menyadari adanya gejolak - gejolak serta perasaan yang timbul, lalu menalarnya. Silentium difokuskan untuk mendukung waktu rohani atau waktu doa sehingga para seminaris mampu menemukan buah - buah doa dalam kehidupannya sehari - hari.Â
Silentium sendiri dijalankan setiap waktu rohani. Rohani pagi pukul 04.45 WIB hingga selesai Misa harian dan sarapan pagi sebelum kelas dimulai pukul 06.45 WIB. Waktu siesta atau tidur siang pukul 14.00 - 15.00 WIB, waktu rohani sore yang biasanya diadakan program - program khusus baik dari keprefekan maupun kepamongan seperti latihan - latihan doa dan sebagainya pukul 17.00 WIB hingga pukul 18.00 WIB.Â
Dilanjutkan waktu rohani malam dengan berbagai acaranya seperti puncta, sharing bawil, intruksi atau konferensi medan, ibadat malam komunitas baik ibadat penutup completorium, rosario, ataupun koronka yang dimulai pukul 21.15 -- 22.30 WIB. Tujuan diadakannya suasana hening atau silentium juga sebagai sarana menemukan dan melihat diri sendiri menghasilkan buah doa yang berlanjut pada buah -- buah lainnya seperti iman, pelayanan, kasih, dan damai.Â
Seminari Mertoyudan merupakan landasan pendidikan formasi calon imam di bawah asuhan kongregasi Serikat Jesus. Berbagai macam jesuit berkarya dalam bidangnya masing -- masing di Seminari ini. Seperti keprefekan atau prefek spiritual, rektorat, sub pamong, kepala sekolah, dan masih banyak lainnya. Dalam membentuk iklim rohani terutama doa, dikenalkan dan dilaksanakan Latihan Rohani.Â
Latihan Rohani merupakan sarana yang disediakan oleh rumah formasi terutama bidang prefek spiritual. Kegiatan ini menjadi salah satu sarana penting bagi para seminaris sebagai tempat penyadaran diri dan berjumpa dengan Tuhan.Â
Merasakan apa yang menyentuh atau mengesankan pada suatu pengalaman maupun ayat -- ayat dalam kitab suci yang dipilih sebagai bahan doa. Dalam prosesnya, para seminaris akan dipandu oleh bidang keprefekan dari kepamongan mulai dari persiapan hingga refleksi.Â
Setiap hari pun diadakan refleksi harian. Refleksi harian ini akan dikumpulkan dan ditanggapi oleh pamong maupun sub pamong. Refleksi harian wajib dilaksanakan dan dikumpulkan sebagai tanda bahwa seminaris masih melanjutkan proses formasi dengan baik serta konsisten.Â
Program yang unggul ini menjadi salah satu sarana yang sangat baik bagi para seminaris untuk melepas, mencurahkan, dan mengolah dinamika perasaan yang terjadi selama satu hari. Dengan refleksi, seminaris semakin mampu untuk mengembangkan diri, menumbuhkan kepekaan, serta menemukan maksud dari tindakan Tuhan dalam kehidupan sehari -- hari atau baisa disebut pengalaman akan Tuhan.Â
Tahun ajaran 2024/2025 ini berfokus pada tahun sanctitas atau kesucian. Tema yang diangkat yaitu menjadi suci dengan semakin menjadi manusiawi. Dalam artian semakin memanusiakan manusia melalui pikiran, perkataan, dan tindakan. Dalam kegiatan sederhana sehari -- hari mampu untuk melihat orang lain sebagai sesama manusia tanpa mengelompokan satu sama lain untuk menjadi saling membantu dan menolong.Â
Dalam proses formasi, penulis merupakan seorang seminaris kelas KPA tahun ajaran 2024/2025 yang memutuskan untuk masuk menempuh formasi di Seminari Mertoyudan.Â
Penulis melalui proses formasinya memahami bahwa kemanusiaan hakekatnya radikal, ada di atas segalanya, tetapi ada di bawah Tuhan, "bagaimana kita dapat mempersembahkan doa -- doa dan kegiatan rohani yang begitu mulia dan indah jika kita masih belum dapat memperlakukan sesama kita tanpa melunturkan martabatnya sebagai manusia?" Seharusnya, mulai dari hal -- hal kecil baik dari etika makan maupun cara kita bergaul / berelasi. Penyadaran -- penyadaran sederhana kemudian direnungkan hingga mampu menemukan dari hal sekecil apapun kemanusiaan ada.Â