Mohon tunggu...
KEVIN DIAS SYAHPUTRA
KEVIN DIAS SYAHPUTRA Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Fiksi-Non Fiksi

Penulis kelahiran Kota Mojokerto, beberapa cerpen saya dimuat di sejumlah media massa, yaitu (Suara Merdeka, Radar Mojokerto, Radar Bromo, Radar Lawu, Radar Banyuwangi, Radar Madura dan Radar Bojonegoro)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pembebasan Pekerja Paksa

8 Juli 2024   08:00 Diperbarui: 8 Juli 2024   08:05 873
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Cerpen "Pembebasan Pekerja Paksa". (Created by Bing Images Creator)

Aku langsung menelepon Rafael dan Andres lalu menyampaikan rencana Federico. Kami akan menjalankan rencana itu besok tepatnya malam hari.

Keesokan harinya, malam hari, Rafael dan Andres berangkat menuju gudang terbengkalai dengan mobil ferrari hitamnya. Sementara aku dan Federico menuju markas Vicenzo yang terletak di Kota Bologna dengan sepeda motor.

"Semoga mereka berdua bisa menjalankan tugas sesuai rencana, karena mereka berdua selalu ceroboh," ucap Federico dengan tatapan sinis.

"Mereka berdua hebat kok. Aku percaya bahwa mereka bisa menjalankan tugas sesuai rencana. Tenang saja dan hilangkan rasa khawatirmu itu," balasku.

***

Dengan cepat, Rafael dan Andres tiba di sekitar gudang terbengkalai itu dalam waktu kurang dari tiga puluh menit.

“Oh... ternyata tempat ini tidak seseram yang kubayangkan,” ucap Rafael sambil menggaruk-garuk pantatnya yang gatal. “Hmm... sepuluh orang. Ini sih gampang.”

“Hadeh, jangan banyak omong. Maju dan pancing mereka. Setelah mereka semua terpancing, aku akan masuk lewat jendela dan membebaskan anak-anak yang dikurung di situ,” kata Andres dengan tegas.

Rafael mengambil pedang katana dari dalam mobil lalu berlari menuju depan gudang itu.

Sesampainya di sana, ia berteriak, “Hei, makhluk menjijikkan! Maju semua! Akan kuhancurkan kalian satu per satu dengan pedang katana baruku yang kubeli tadi siang.”

Para penjaga yang terpancing emosi dengan perkataan Rafael segera bersiap untuk menyerang. “Sial! Dia meremehkan kita. Ayo serang dia secara bersamaan! Maju!”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun