Contoh kasus: Penembakan di Desa Wanampompi
“Dalam rangka peringatan 54 tahun pengibaran bendera Bintang Kejora, pendukung gerakan kemerdekaan mengadakan upacara bendera serta mengadakan doa bersama, yang mana merupakan bagian dari hak untuk berserikat dan berkumpul. Setelah bendera mulai dikibarkan dan para peserta upacara mulai bernyanyi, polisi dan tentara berdatangan. Tak lama berselang, para aparat ini mulai menembaki mereka.”
[Bersambung ke Bagian Kedua]
Oleh: Chyntia Diva S.
Referensi
1. Ferninda I, Nazalya S, Marisan F, et al. Penyiksaan di Papua: kekerasan yang terus berlanjut [Internet]. Indonesia: AJAR, TAPOL, EIDHR [cited 2020 Jun 11]. Available from: http://asia-ajar.org/wp-content/uploads/2015/11/Torture-Report-Bahasa.pdf
2. Hermawan B. From ‘stone-age’ to ‘real-time’: exploring Papuan temporalities, mobilities, and religiosities. Indonesia: ANU Press; 2015. Chapter 8, Torture as a mode of governance: reflections on the phenomenon of torture in Papua, Indonesia; p. 195–220.
3. Taum YY. Kekerasan dan konflik di Papua: akar masalah dan strategi mengatasinya. Jurnal Penelitian [Internet]. 2015 Nov [cited 2020 Jun 11]; 19(1):1–13. Available from: https://e-journal.usd.ac.id/index.php/JP/article/view/980
4. Al-Rahab A. Operasi-operasi militer di Papua: pagar makan tanaman [Internet]. [cited 2020 Jun 11]. Available from: http://ejournal.politik.lipi.go.id/index.php/jpp/article/viewFile/420/234
5. Use of force: guidelines for implementation of the UN basic principles on the use of force and firearms by law enforcement officials [Internet]. Amsterdam: Amnesty International; 2015. [cited 2020 Jun 11]. Available from: https://www.amnestyusa.org/wp-content/uploads/2017/04/amnesty_international_guidelines_on_use_of_force-2.pdf
6. Pembunuhan dan impunitas di Papua [Internet]. Jakarta: Amnesty International Indonesia; 2018. [cited 2020 Jun 11]. Available from: https://www.amnesty.org/download/Documents/ASA2181982018INDONESIAN.PDF