Aku menoleh cepat. Sosok lelaki yang mirip dengan yang menolongku tadi. Ah, bukan mirip, tapi memang dirinya. “Terus maksudnya surga itu yang bagaimana Lyudmilla?"
“Dia dalah yang selama ini kamu bicarakan di chatt. Dia adalah saudaraku. Seorang muslim.  Bukankah selama ini kalian komunikasi? Hanya saja, kalian belum saling tahu. Dan aku ingin mempertemukan kalian. Dia adalah surga kamu, Ayu, bukankah katamu, surga istri saat berbakti pada suami? Semoga saja dia berjodoh menjadi suamimu. Dia orang baik dan bertanggung jawab. Aku jamin.'
“Tapi..aku bukan sapa sapa..aku orang biasa , bukan seperti kamu dan dia." Aku tergagap kaget.
“Hahaha.. apa karena kamu pikir karena kebanyakan orang Rusia mementingkan harta dalam menilai seseorang? Bagi kami tidak, Ayu. Ukuran kami bukan harta atau kemewahan. Kalaupun kami memakainya, itu kebetulan saja TUhan memberikan kelebihan. Aku sendiri melihat seseorang karena kebaikannya. Dan dia yang di sana juga sama"
Ayu tidak bisa bilang apa apa. Lyudmilla masih saja tersenyum. Selama makan Ayu masih saja terdiam. Serasa tidak percaya.Â
“Mari kita keliling kota Moskow"