“Karena ada sesuatu untukmu. Dan tentunya engkau bukan lagi orang asing bagiku. Segeralah datang..semua akomodasi aku tanggung”
Hampir satu jam aku menunggu. Melihat orang berlalu lalang. Tidak ada perempuan yang terlihat kumal. Semua orang seperti hendak pergi ke pesta.
“Kami perempuan Rusia, dan orang Rusia umumnya bagi kami penampilan sangat penting.” Kata Ludmila di kesempatan lain. Memang benar. Semua yang berjalan melewati tempa aku duduk tampak seperti hendak ke pesta. Mungkin hanya aku yang keliatan kumal dan lusuh. Makanya kulihat kerlingan beberapa orang yang sepertinya mengejek. Aku merapikan kerudungku dengan mengikat ke leher, agar tidak mengganggu minum kopi.
Seorang perempuan berambung pirang dan berkaki panjang tampak cukup lama menatapku. Wajahnya familiar. Dengan balutan sweater warna hitam bercorak sedikit putih, bawahan hitam sampai batas lutut lalu syal warna warni di lehernya perempuan itu tampak anggun. Pelan dia mendekat. Suara highheelnya terdengar mantap kaki.
“Ayu?”
"Yes, Lyudmilla?"
“Akhirnya kita bisa bertemu. Selamat datang di Rusia. Sekarang mari ikut aku, kita keliling Moskow, "kata Ludmilla dengan bahasa Rusia yang cepat. Tanpa duduk langsung mengajakku pergi. Kebetulan aku juga sudah bosan duduk di situ. Aku mengikuti Lyudwilla, perempuan yang terlihat ideal. Tidak kalah dengan artis papan atas Indonesia. Bahkan bisa ku bilang, lebih cantik. Mobil Mersedes keluaran terbaru tampak dibuka oleh Lyudmilla.
“Kita beberapa hari ke depan akan berkeliling kota Moskow. Agar engkau tahu apa saja yang di dalamnya."
“Untuk inikah aku diundang Lyudmilla?”
“Ohho.. tidak, Tidak hanya itu. Ada yang lebih special untukmu. Dan aku juga membutuhkanmu."
“Apa yang bisa ku bantu?'