“Udah jam dua tuh, ayoh tulis lagi status soal sholat, tentu kamu akan semakin banyak fans, dan kamu akan dipandang seorang yang religious. Dengan begitu, meskipun kamu sudah tua, tetap akan banyak perempuan perempuan mudah bisa terpikat oleh kesantunan dan keshalehanmu.” Jin Qorin membisikkan dengan halus. Dengan lenturnya ia bisa menelusup ke relung hati paling dasar.“Udah, tidak usah mikirn perkataan orang. Nulis status itu juga amal ibadah, mengajak kebaikan. Satu hal yang paling penting bagi manusia adalah nama baik. Maka tulislah status sholat. Biarkan oranglain melihatmu sebagai pribadi sholeh. Masalah kamu jadi sholat apa tidak, itu urusan pribadimua dengan Tuhan."
Ayah termenung sesaat. Sesekali miring ke kanan, sesekali miring ke kiri sambil jemarinya siap menekan tus di layar sentuh. Dalam bersosialisasi, citra diri adalah hal paling utama, batin Ayah. Selanjutnya dalam hitungan detik Ayahpun menulis status.
Sholat malam yuuuukkk
Sebuah senyum kemenangan segera tersungging. Senyum Jin Qorin sambil melirik kea rah malaikat Rokib dan Atid. Dalam keremangan, Malaikat Rokib dan Atid tidak menanggapi senyum kemenangan jin Qorin. Keduanya lebih sibuk dengan catatannya. Sementara Jin Qorin masih saja sibuk dengan bisikan-bisikan lainya.
"Rokib, ente mau nulis apa?"
"Ayah mengajak sholat malam," jawab Rokib
“Lho khan tadi khan jelas, dia lakuin itu demi sesuatu, bukan tulus karena ALLAH., Ane mau nulis di catatan keburukan bahwa Ayah telah melakukan perbuatan riya, juga sebuah kemunafikan karena dia menulis tersebut, bukan karena ALLAH, melainkan demi sesuatu.” Lagi lagi Atid protes
“Atid, kita kagak usah tengkar masalah gini. Sudah, catat saja apa yang ente anggap melanggar kebaikan dan kepatutan. Biar Allah yang akan menilai dan memberi keputusan."
Malam semakin merangkak menuju pagi. Malaikat Rokib dan Atid masih saja memperhatikan sosok tua di hadapannya. Juga Jin Qorin yang dalam setiap detiknya membisikkan sesuatu kepada Ayah. Angin berhembus semakin kencang, saat tiba tiba muncul sosok lain di hadapan Malaikat Rokib dan Atid.
"Assalamu’alaikum wahai Rokib, Atid."
"Wa’alaikumussalam ya Izroil. Ada apa gerangan ente datang ke sini? “ tanya Rokib," apakah sudah waktunya si Ayah?"