Mohon tunggu...
Kens Hady
Kens Hady Mohon Tunggu... Wiraswasta - Seorang yang biasa, yang kadang suka menulis

Black Dew

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Catatan Malaikat Untuk Ayah

5 Juni 2016   21:41 Diperbarui: 5 Juni 2016   21:49 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Udah jam dua tuh, ayoh tulis lagi status soal sholat, tentu kamu akan semakin banyak fans, dan kamu akan dipandang seorang yang religious. Dengan begitu, meskipun kamu sudah tua,  tetap akan banyak perempuan perempuan mudah bisa terpikat oleh kesantunan dan keshalehanmu.” Jin Qorin membisikkan dengan halus. Dengan lenturnya ia bisa menelusup ke relung hati paling dasar.“Udah, tidak usah mikirn perkataan orang. Nulis status itu juga amal ibadah, mengajak kebaikan. Satu hal yang paling penting bagi manusia adalah nama baik. Maka tulislah status sholat. Biarkan oranglain melihatmu sebagai pribadi sholeh. Masalah kamu jadi sholat apa tidak, itu urusan pribadimua dengan Tuhan."

Ayah termenung sesaat. Sesekali miring ke kanan, sesekali miring ke kiri sambil jemarinya siap menekan tus di layar sentuh.  Dalam bersosialisasi, citra diri adalah hal paling utama, batin Ayah. Selanjutnya dalam hitungan detik  Ayahpun menulis status.

 Sholat malam yuuuukkk

Sebuah senyum kemenangan segera tersungging. Senyum Jin Qorin sambil melirik kea rah malaikat Rokib dan Atid. Dalam keremangan, Malaikat Rokib dan Atid tidak menanggapi senyum  kemenangan jin Qorin. Keduanya lebih sibuk dengan catatannya. Sementara Jin Qorin masih saja sibuk dengan bisikan-bisikan lainya.

"Rokib, ente mau nulis apa?"

"Ayah mengajak sholat  malam," jawab Rokib

“Lho khan tadi khan jelas, dia lakuin itu demi sesuatu, bukan tulus karena ALLAH., Ane mau nulis di catatan keburukan bahwa Ayah telah melakukan perbuatan riya, juga sebuah kemunafikan karena dia menulis tersebut, bukan karena ALLAH, melainkan demi sesuatu.” Lagi lagi Atid protes

Atid, kita kagak usah tengkar masalah gini. Sudah, catat saja apa yang ente anggap melanggar kebaikan dan kepatutan. Biar Allah yang akan  menilai dan memberi keputusan."

Malam semakin merangkak menuju pagi. Malaikat Rokib dan Atid masih saja memperhatikan sosok tua di hadapannya. Juga Jin Qorin yang dalam setiap detiknya membisikkan sesuatu kepada Ayah. Angin berhembus semakin kencang, saat tiba tiba muncul sosok lain di hadapan Malaikat Rokib dan Atid.

"Assalamu’alaikum wahai Rokib, Atid."

"Wa’alaikumussalam  ya Izroil. Ada apa gerangan ente datang ke sini? “ tanya Rokib," apakah sudah waktunya si Ayah?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun