Mohon tunggu...
Doddy Poerbo
Doddy Poerbo Mohon Tunggu... -

apalah arti sebuah nama

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Jodohku Entah Kemana (5)

14 Juni 2017   19:05 Diperbarui: 14 Juni 2017   21:55 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Daniel nama pimpinan cabang bak itu senyum2, aku memberi kode bagi dua.

 " Apaan seh ... " kata Ana tangannya mencubit pinggangku.

 Selesai makan, aku tanya pimpinan cabang itu naik apa, dia bilang naik travel.

 " Udah gabung kami " Tawaranku dia sambut dan kini kami berempat.  Dini hari kami sampai di Jakarta, Ana selfie dimobil pakai HP ku dan jeprat jepret aku yang nyetir dan Pak danil yang duduk disebelahku. 

 " Biar tante gak curiga om ... " kata Ana sambil tertawa terkekeh kekeh.

 Dini hari kami sampai di Jakarta, setelah mengantar Pak Daniel, aku langsung mencari hotel.  Kamar hotel ada sofanya, aku memilih tidur di sofa, tapi Desy ingin disofa juga. Aku terpaksa tidur seranjang dengan Ana.  Setelah mandi aku langsung tidur, karena lelah aku cepat pulas. Aku terbangun mendengar suara dengkur yang keras, pantesan Desy memilih tidur di sofa, Ana tidurnya ngorok, cantik2 tapi ngorok.  Kupencet hidung Ana agar berhenti ngorok, dilepas makin kencang, aku tidak bisa tidur. Akhirnya aku ke balkon merokok sambil minum kopi yang kupesan tadi, sudah dingin.  Angin silir diketinggian gedung hotel ini terasa dingin, kurapatkan kancing jaketku. Tak ada nyamuk, mugkin tidak sanggup terbang tinggi. Akhirnya aku tertidur di Balkon.

 Selesai sesi foto pertama, kami menyempatkan diri ke pasar baru, dua anak ini ngeledek, yang satu menggelendot sebelah kiri, yang satu sebelah kanan. Setiap orang memandang kami, siapa pula om om digelendoti sekaligus dua cewek cantik. Temanku yang fotographer cuma senyum senyum melihat tingkah polah kedua gadis ini.

 Kami beli duku, mungkin terkesima dengan wajah  Ana yang dikira artis sampai siabang menuang duku diluar kantong kresek, tabur kejalan.

 " Napa bang ..... cantik ya bang .." kataku, Abang penjual buah tersipu malu sambil memunguti buah duku yang tabur di aspal.

Bersambung

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun