Mohon tunggu...
Kemas Andika Pratama
Kemas Andika Pratama Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga, NIM 23107030045

Mahasiswa Ilmu Komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Punya Kebiasaan Menimbun Barang Tidak Terpakai? Waspada dan Kenali Bahaya Hoarding Disorder!

8 Juni 2024   11:37 Diperbarui: 8 Juni 2024   12:14 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi: Canva Photo Editing

Banyak dari kita mungkin memiliki kebiasaan menyimpan barang-barang yang tidak lagi berguna atau penting bagi kita. Namun, terkadang kebiasaan buruk ini dapat berkembang menjadi sesuatu yang lebih serius yang dikenal sebagai hoarding disorder.

"Hal yang disayangkan tentang dunia ini adalah bahwa kebiasaan baik jauh lebih mudah ditinggalkan daripada kebiasaan buruk." - William Somerset Maugham

Kutipan tersebut relevan dengan hoarding disorder karena menyoroti kesulitan yang dialami individu dalam mengubah kebiasaan buruk seperti menimbun barang, mereka mungkin menyadari bahwa menimbun barang tidak berguna dan merupakan kebiasaan yang tidak sehat, namun mereka tetap kesulitan untuk menjauhinya. Untuk menghindari kebiasaan buruk tersebut kita harus mengetahui terlebih dahulu apa itu hoarding disorder dan bagaimana cara mengatasinya.

Apa itu Hoarding Disorder

Hoarding disorder adalah kondisi mental di mana individu mengalami kesulitan melepaskan atau menghapuskan barang-barang yang tidak berguna. Mereka cenderung mengumpulkan barang-barang tersebut tanpa memikirkan adanya tempat yang memadai untuk menyimpannya, sehingga rumah mereka menjadi berantakan dan tidak dapat digunakan untuk tujuan yang seharusnya. Hal ini dapat menyebabkan gangguan dalam kehidupan sehari-hari dan dapat menimbulkan stres yang signifikan bagi individu yang terkena.

Faktor Pemicu Hoarding Disorder 

Berikut adalah faktor-faktor pemicu hoarding disorder:

1. Keluarga dengan riwayat Hoarding Disorder

Orang dengan riwayat keluarga yang memiliki hoarding disorder lebih cenderung mengalami kondisi yang sama, menunjukkan adanya kesamaan genetik. Selain itu, penelitian menunjukkan bahwa mereka mungkin memiliki perbedaan dalam struktur dan fungsi otak, terutama di area terkait pengambilan keputusan, perhatian, dan pengaturan emosi.

2. Mempunyai pengalaman traumatis

Pengalaman traumatis, seperti kehilangan orang yang dicintai, serta pengalaman negatif masa kecil, seperti pengabaian, penyalahgunaan, atau kekurangan, dapat menjadi pemicu terjadinya  hoarding disorder.

3. Mengalami gangguan depresi atau OCD

Orang yang mengalami gangguan depresi atau gangguan obsesif-kompulsif (OCD) cenderung memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami hoarding disorder. Hoarding disorder sering terkait dengan kecemasan dan depresi, di mana perilaku menimbun mungkin digunakan sebagai cara untuk mengatasi atau menghindari perasaan cemas dan tertekan.

4. Memiliki rasa kecintaan yang berlebih terhadap suatu barang

Rasa kecintaan berlebihan pada barang bisa memicu hoarding disorder karena sulit bagi individu untuk melepaskannya, bahkan ketika itu mengganggu kehidupan mereka. Orang-orang yang terlalu terikat pada barang seringkali enggan melepaskannya, meskipun barang tersebut tidak memiliki kegunaan sama sekali.          

Ciri-ciri Hoarding Disorder

Berikut ciri-ciri yang biasa terjadi pada penderita hoarding disorder:

1. Sayang membuang barang-barang yang sebenarnya sudah tak terpakai

Orang dengan hoarding disorder cenderung merasa terlalu terikat secara emosional pada barang-barang, bahkan jika barang tersebut sudah tidak berguna atau tak terpakai lagi. Mereka merasa kesulitan untuk membuangnya karena merasa sayang atau khawatir akan membutuhkannya di masa depan.

2. Susah mengatur barang dan tidak bisa membuat keputusan

Individu dengan hoarding disorder sering mengalami kesulitan dalam mengatur barang-barang mereka dengan rapi dan efisien. Mereka juga seringkali mengalami kesulitan dalam membuat keputusan terkait apa yang harus dibuang, disimpan, atau diberikan.

3. Rumah penuh dan berantakan

Salah satu ciri yang paling mencolok dari hoarding disorder adalah rumah yang penuh dengan barang-barang yang tidak teratur. Kondisi rumah yang berantakan ini sering menjadi hasil dari kesulitan individu dalam membuang atau mengatur barang.

4. Merasa ragu, perfeksionis, suka menyangkal, dan menunda-nunda sesuatu

Individu dengan hoarding disorder sering merasa ragu-ragu dalam membuat keputusan, perfeksionis dalam menjaga barang-barang mereka, suka menyangkal atau menolak untuk mengakui masalah mereka, dan cenderung menunda-nunda untuk mengatasi atau menangani hal-hal yang berkaitan dengan hoarding disorder.

Dampak Negatif Hoarding Disorder

Hoarding disorder dapat menyebabkan beberapa dampak negatif, seperti:

1. Kesulitan dalam Menggunakan Ruang

Kondisi rumah yang penuh dengan barang-barang tidak berguna membuat sulit untuk menggunakan ruang-ruang yang seharusnya tersedia.

2. Kesulitan dalam Berinteraksi dengan Orang Lain

Individu dengan hoarding disorder cenderung mengisolasi diri dan mengalami kesulitan dalam berinteraksi dengan orang lain karena rasa malu dan ketakutan.

3. Kesulitan dalam Membuat Keputusan

Mereka seringkali kesulitan membuat keputusan dan mengatur prioritas terkait barang-barang yang dimiliki.

4. Kesulitan dalam Mengatur Waktu

Orang dengan hoarding disorder cenderung kesulitan dalam mengatur waktu dan menyelesaikan tugas-tugas sehari-hari dengan efisien.

Cara Mengatasi Hoarding Disorder

Untuk mengatasi hoarding disorder, ada beberapa langkah yang dapat diambil:

1. Mengatur Prioritas

Fokus pada apa yang benar-benar diperlukan dan mengatur prioritas dalam hal penyimpanan barang.

2. Membuang Barang-Barang yang Tidak Berguna

Bersihkan barang-barang yang tidak berguna dan tidak memiliki tempat untuk disimpan.

3. Menggunakan Sistem Organisasi

Gunakan sistem organisasi yang efektif untuk mengelola barang-barang Anda, seperti rak, kotak penyimpanan, atau label.

4. Menggunakan Bantuan Para Ahli

Jika Anda merasa kesulitan mengatasi kecenderungan hoarding atau merasa terjebak dalam pola perilaku tersebut, jangan ragu untuk mencari bantuan dari orang lain, seperti psikolog atau terapis, yang dapat membantu Anda mengatasi masalah hoarding disorder.

Mari kita tingkatkan kesadaran tentang hoarding disorder! Kenali faktor pemicunya dan pahami ciri-cirinya agar kita bisa saling membantu. Ayo, atur prioritas, buang barang yang tidak perlu. Bersama, kita bisa mencapai kehidupan yang lebih teratur dan bahagia. Mulailah perubahan positif hari ini!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun