Lydia lalu mengeluarkan kartu namanya dan menyerahkannya pada Ivan.
      "Ini kartu nama saya, Yang Mulia. Di sana ada nomor HP, nomor telpon rumah saya, nomor telpon ibu saya dan juga bapak saya. Yang kurang hanya nomor telpon Pak RT di daerah saya. Jika anda membutuhkan bantuan saya... just call me anytime" kata Lydia dengan gaya genit.
      Ivan berusaha menahan tawanya dan menerima kartu nama itu. Ia lalu menatap Lydia,
      "Saya akan menyimpan kartu nama ini dengan baik"
      Lydia terlihat senang,
      "Terima kasih, Yang Mulia Pangeran" Lydia lalu memberi hormat dengan gaya anggun, "Kalau demikian, kami tidak akan mengganggu anda lagi. Dan.." Lydia terlihat malu-malu, "...sampai jumpa lagi di kelas" katanya sambil mendesah genit.
      Lydia dan teman-temannya lalu berbalik dengan berat hati, meninggalkan Ivan dan sesekali menolehkan kepala mereka menatapnya dan melambaikan tangan mereka dengan genit.
      Ivan hanya bisa tersenyum melihat hal itu. Ia kembali meneruskan langkahnya sambil mengamati kartu nama Lydia.
      Sementara itu dari arah berlawanan, Aya sedang berjalan seraya asyik membaca. Ia juga memeluk setumpuk buku. Sesekali ia mencoreti buku yang dibacanya itu dengan wajah serius.
      Semua terjadi tiba-tiba. Ivan dan Aya bertabrakan. Buku yang dipegang Aya jatuh. Ivan tanpa menatap Aya segera membantunya memunguti semua buku. Demikian juga Aya. Dia tidak memperhatikan siapa yang menabraknya dan lansung memunguti bukunya.
      "Maaf. Saya tidak sengaja" kata Ivan.