E. Mendukung Rekonsiliasi
Agar kondisi-kondisi yang mendasari pemberontakan dapat diselesaikan, luka-luka psikologis dan sosial yang tak terhindarkan yang menyertai pemberontakan harus ditangani. Tujuan rekonsiliasi berpusat pada penyatuan kembali populasi dan negara-negara yang menderita akibat kekerasan internal selama bertahun-tahun dan luka psikologis yang ditimbulkan olehnya.Â
Kebencian, ketidakpercayaan, dan permusuhan yang berkepanjangan antara penduduk dan aparat keamanan dan kelompok-kelompok pemberontak, antara etno-nasionalis atau faksi agama, atau diarahkan pada individu atau kelompok harus dijinakkan dan akhirnya diatasi. Balas dendam yang dilakukan di zona yan diamankan oleh pasukan keamanan hampir selalu memicu kekerasan baru.Â
Rekonsiliasi terbukti merupakan proses jangka panjang dan berkelanjutan yang mencakup pelaksanaan investigasi, komisi kebenaran, pengadilan kejahatan perang, dan pengadilan militer, menengahi perselisihan lokal, memukimkan kembali dan mendukung orang-orang dan penduduk yang dipindahkan, menegakkan reparasi dan restitusi, serta membangun kapasitas lokal untuk penyelesaian konflik dan perselisihan.
F. Mendorong Perubahan Sosial
Pada akhirnya, kontra-pemberontakan yang berhasil membawa perubahan politik dan sosial. Jarang terjadi pemberontakan dalam masyarakat atau negara yang stabil dan diatur secara efektif. Penyebab dari mana mereka muncul biasanya memiliki setidaknya beberapa inti validitas.Â
Oleh karena itu, kontra-pemberontakan yang berusaha mempertahankan status quo jarang berhasil; kondisi dan struktur sosial yang sudah ada sebelumnya, serta sikap, menuntut perubahan untuk mencapai stabilitas yang langgeng.
Ini tidak berarti memaksakan konsep demokrasi Barat tentang liberalisme politik, yang berkali-kali terbukti kontraproduktif, setidaknya jika tidak diterjemahkan ke dalam konteks budaya konflik. Sayangnya, perubahan sosial seringkali menimbulkan disrupsi, terutama bagi masyarakat tradisional,Â
jika dilakukan terlalu cepat dengan seenaknya. Perubahan hanya bisa terjadi dalam norma budaya masyarakat dan dengan demikian tidak bisa dipaksakan. Meskipun demikian, menerapkan perubahan sosial tetap menjadi bagian penting dari kontra-pemberontakan.Â
PEMBAHASAN DAN ANALISIS
1. Sepak Terjang Kelompok Boko Haram