Mohon tunggu...
Kazena Krista
Kazena Krista Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Photographer, Media Freelancer

Best in Opinion Nominee of Kompasiana Awards 2021 dan 2024 | Peduli menyoal isu-isu terkini terutama sosial-budaya dan gender | Verba Volant Scripta Manent | Kerja sama: kazena.krista@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Stigma Jelek dan Narasi Kebencian terhadap Juru Parkir

26 Januari 2025   12:56 Diperbarui: 26 Januari 2025   20:35 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi parkir liar di salah sudut kota besar. (Source Kompas.id)

Lagi-lagi kita tidak perlu menutup mata bahwa karut-marut ini muncul akibat betapa jeleknya pengoperasian transportasi publik di Indonesia terutama di kota-kota besar yang membuat mobilitas masyarakat Indonesia mau tidak mau bergantung pada kendaraan pribadi.

Karena suatu negara maju bukan semata-mata diukur dengan banyaknya gedung-gedung pencakar langit melainkan pula majunya sistem transportasi publiknya;

belum lagi faktor rasa aman yang  yang pada akhirnya berdampak pada menjamurnya kantong-kantong parkir ini (termasuk parkir liar);

dan tentu saja kemiskinan struktural!

Menyoal yang satu ini tentu saja sangat kompleks dan sangat luas cakupannya jika dijabarkan satu persatu. Namun, main point-nya tetap berpusat pada kebijakan yang diambil pemerintah untuk seluas-luasnya kebermanfaatan masyarakat—serta implementasinya di lapangan.

Pesan untuk kita, jika tidak ingin merusak cashflow bulanan karena overbudget dikarenakan membayar parkir berlebihan, disarankan tidak perlu parkir sering-sering jika takut mengira itu parkir liar; mulailah rajin jalan kaki jika memang jarak yang ingin didatangi tidak jauh alias dekat;

jika tidak mau melakukannya maka sebaiknya jangan menggerutu. 

—

Pada akhirnya, membenci satu tindakan jelek dari satu profesi sah-sah saja tapi jangan sampai membuat kita mengaburkan kenyataan bahwa terkadang ada saja mereka yang tak pantas masuk di dalamnya. 

Juru parkir konvensional resmi yang saya kenal adalah mereka yang tidak memberi banyak untuk mengambil lebih banyak apalagi hanya sekadar ingin dianggap "hebat" oleh sanak.

Tabik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun