Mohon tunggu...
Kazena Krista
Kazena Krista Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Fotografer

Best in Opinion Nominee Kompasiana Award 2021 | Peduli menyoal isu sosial-budaya dan gender | Kontak: kazena.krista@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tren Dumb Phone Menggugat Realitas

11 Agustus 2024   06:30 Diperbarui: 11 Agustus 2024   06:33 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seorang perempuan terlihat memegang smartphone. (Foto oleh Olena Kamanetska | Sumber Unsplash.com)

Sebagai generasi milenial yang merasakan betul transisi pesatnya perkembangan teknologi digital, saya hanya ingin mengatakan bahwa saya tidak mau menjadi orang yang HIPOKRIT yang dengan percaya dirinya berkata bahwa saya bisa hidup tanpa smartphone;

aktivitas pekerjaan saya sebagai seorang freelancer mengharuskan saya untuk mendapatkan informasi atau data secara mobile dan cepat. 

Saya juga merasa perlu untuk tahu apa yang sedang terjadi di berbagai tempat yang berbeda sementara saya tetap melakukan pekerjaan saya di dunia nyata—dan tentu saja aktualisasi di media sosial saya barang sesekali. 

Baca juga:

Batas Usia Kerja dan 2 Hal Mengapa Selayaknya Dihapuskan Saja

Fungsi smartphone bagi saya ada untuk itu semua. 

Tapi, meskipun demikian saya punya kontrol penuh atasnya. 

***

Adalah sesuatu yang patut saya syukuri, mengapa saya belum juga tergiur menukar ponsel (telepon seluler) jadul saya dengan yang baru meski rasa-rasanya saya perlu dan bisa menggantinya kapan saja. 

Namun, ponsel yang sudah saya pakai sejak 2017 ini masih terbilang "gagah" hingga sekarang—(ya walaupun kecepatannya memproses data tidak bisa dikatakan kencang-kencang amat. Belum lagi memori internalnya yang terbatas. Namun, meskipun demikian, saya tidak pernah tergiur menggunakan memori external);

setidaknya ponsel saya yang terbilang jadul tersebut dapat mencegah saya untuk tergoda mengunduh banyak aplikasi yang justru memberatkan kerja ponsel yang bisa berpotensi membuat saya misuh-misuh terhadap diri sendiri. 

Intinya, selama segala urusan saya masih bisa saya tangani, termasuk pekerjaan saya, saya tetap akan memakainya. Setidaknya, hingga disaat saya merasa "sudah saatnya". Lagipula, saya termasuk tipikal orang yang awet memakai suatu barang.  

Dumb Phone dan "Kampanye" -nya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun