Mohon tunggu...
Kazena Krista
Kazena Krista Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Fotografer

Best in Opinion Nominee of Kompasiana Award 2021 | Peduli menyoal isu sosial-budaya dan gender | Kontak: kazena.krista@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Dari Daycare, Orangtua Pekerja, dan Masalah Sistemik di Dalamnya

3 Agustus 2024   06:15 Diperbarui: 5 Agustus 2024   17:03 703
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bertanggung jawab yang saya tahu tidak sebatas memberi apa yang masuk ke mulut anak, melainkan—jenis dan cara—pengasuhan pun termasuk di dalamnya:

parenting itu penting.

***

Karena berusaha untuk bertanggung jawab lah mungkin sebagian para orangtua yang juga berstatus pekerja memilih untuk tidak menyerahkan anak mereka pada orang tua (kakek-nenek si anak) sehingga menggunakan jasa babysitter, nanny, atau pengasuh paruh waktu menjadi pilihan—atau seperti daycare yang tengah menjadi sorotan. 

Daycare ada untuk menjawab kebutuhan para orangtua pekerja.

Lingkaran sistemik kebijakan atas pekerja

Ada sesuatu yang mencengangkan bagi saya menyoal putusan para hakim yang "berkantor" di Mahkamah Konstitusi (MK) terkait syarat usia kerja dan berpenampilan menarik yang mereka nilai tidak masuk pada kategori diskriminasi.

Penampakan dari depan gedung MK (Sumber Kompas.com)
Penampakan dari depan gedung MK (Sumber Kompas.com)

Putusan MK yang baru beberapa hari diputuskan itu semakin mempertegas dan menunjukkan bahwa sistem yang ada di Indonesia belum berubah; kian pula melanggengkan citra buruk Indonesia di mata dunia.

Siapa yang sebenarnya yang dibela para hakim ini? 

Andai para hakim ini benar-benar mau ambil peduli, pikir saya.

***

Berapa persen dari orang-orang di negara ini yang bekerja dan memiliki gaji dua digit dengan level jabatan yang nyaris menyentuh langit?

Saya berani bertaruh, yang menjadi pemenangnya tetap middle-lower class (kelas menengah ke bawah) yang pendapatannya bisa dikatakan sangat "ngepas" bahkan rendah; 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun