Seperti yang saya singgung-singgung di atas, bukankah tulisan-tulisan tercipta karena proses berpikir kita tentang sesuatu?;—danÂ
bagi saya berat atau ringan tergantung urgensinya—dan tentu saja kapan tenggatnya.
Ya, tugas saya menulis saja dan selama proses olah pikir dan olah rasa itu saya benahi cara saya menulis, saya pertanyakan gaya penulisan saya, pelan-pelan saya perkaya pula berbagai diksi, dan meski agak susah-susah gampang saya pelajari KBBI.
Karena bentuk jadi dari tulisan tersebut (dengan caranya sendiri) yang pada akhirnya akan mengundang orang lain ingin tahu.Â
Karena sebuah tulisan ada seorang cerpenis, novelis, scriptwriter radio dan tv, copywriter iklan, penulis naskah, dan lain sebagainya—entah sosok profesi seperti apalagi yang akan ada di masa depan dari kegiatan ini.
Karena sejatinya, menulis adalah sebuah seni untuk memahami bahwa kehidupan ini memang dinamis; bergerak mengikuti arus.
Selama masih ada manusia sebagai obyek utuh dari sebuah pikiran dan perasaan, maka kegiatan menulis juga akan tetap ada.
Tabik.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H