Mohon tunggu...
Kazena Krista
Kazena Krista Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Photographer, Media Freelancer

Best in Opinion Nominee of Kompasiana Awards 2021 dan 2024 | Peduli menyoal isu-isu terkini terutama sosial-budaya dan gender | Verba Volant Scripta Manent | Kerja sama: kazena.krista@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Hikikomori di Jepang: Ternyata Tidak Memiliki Anak Tidak Selalu Buruk

25 Juli 2024   15:36 Diperbarui: 26 Juli 2024   07:33 327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi orang yang tengah melakukan Hikikomori. (Foto oleh Cottonbro Studio; Sumber Pexel) 

Jepang sebenarnya tidak sedang baik-baik saja.

Adalah sebuah cerita dari seorang perempuan asal Indonesia yang menikah dengan seorang laki-laki Jepang dan telah memiliki seorang anak.

Ia kerap membagikan cerita kesehariannya melalui akun Instagramnya tentang betapa kedua mertuanya menyayanginya sebagai menantu dan pula sangat menyayangi anaknya yang menjadi cucu penerus marga Jepang mereka—tidak seperti teman-teman lansia mereka yang lain.

Hal ini mengindikasikan secara tersirat—alih-alih kita mengacu data saintifik—bahwa benar Jepang tengah mengalami krisis kelahiran baru tiap tahunnya.

Para orang tua Jepang lebih bertanggung jawab?

Pertanyaannya, apakah para orang tua di Jepang jauh lebih bertanggung jawab dibandingkan dengan para orang tua di Indonesia?

Tangan mungil bayi baru lahir yang digenggam ibunya. (Foto oleh Helena Lopes; Sumber Pexel) 
Tangan mungil bayi baru lahir yang digenggam ibunya. (Foto oleh Helena Lopes; Sumber Pexel) 

Jepang tidak mengenal istilah "setiap anak ada rezekinya" atau "banyak anak banyak rezeki"—sila bandingkan dengan Indonesia?‌—dan oleh karenanya masyarakat Jepang tak urung dalam tiga puluh tahun terakhir benar-benar berpikir seribu kali bahkan jutaan kali untuk memiliki anak.

Ini jelas dampak dari ekonomi Jepang yang dewasa ini segala sesuatunya serba mahal—malah Jepang belakangan termasuk negara yang mengalami resesi ekonomi besar-besaran di tahun ini—dari mulai biaya hidup hingga beban pajak yang melangit. 

Maka tak heran negara Jepang sedang menghadapi situasi keengganan masyarakatnya yang enggan menikah alih-alih memiliki anak. Jika pun ada pasangan yang memutuskan menikah dan ingin punya anak, satu sudah lebih dari cukup. 

Baca juga: 

Masih Betah Melajang? 6 Hal Ini yang Mungkin Jadi Alasan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun