"Tantangan" saya tiap pagi bermacam-macam tapi nyaris sama setiap harinya. Mulai dari panjangnya jarak tempuh perjalanan saya demi sesuap nasi dan sebongkah berlian, banyaknya lubang di jalanan, ketebalan aspal yang hilang perlahan—dan lebih dari satu gundukan aspal yang ditambal sulam.
Jadi, tidak heran bukan mengapa sepeda motor sering mengalami kerusakan baik pada remnya ataupun pada ban?Â
Yang saya sebutkan belum terhitung durasi saat antri di lampu merah lho. Sepengetahuan saya, untuk lalu lintas jalan yang tidak ramai, durasi lampu merah sekitar satu menit, apalagi kalau lalu lintas yang ada di satu jalan terbilang ramai, bisa jadi tiga menit.Â
Dan ini lumayan bisa bikin orang yang terburu-buru misuh.
Namun, seperti yang saya katakan sebelumnya, saya tak ingin menyebut semuanya sebagai kendala melainkan tantangan.Â
"Bukankah kamu sudah terlatih untuk semua ini setiap pagi nyaris setahun?" Nyinyir saya pada diri sendiri.Â
Ups.
Aneka kelakuan pengguna jalan raya
Hanya, "latihan" sabar saya tiap pagi tentu saja selalu tentang kelakuan ajaib sesama pengguna jalan raya.
Baik sesama pengguna jalan yang berkendara roda empat atau roda dua, sama saja. Tapi, kalau bisa sedikit melebih-lebihkan, pengguna roda dua alias sepeda motorlah yang jadi pemenangnya.
Main salip, ngebut tak karuan, merampas hak pejalan kaki di trotoar dan "ngantri" melewati zebra cross adalah beberapa di antaranya. Semuanya kerap terjadi apalagi di kota-kota besar. Tak terkecuali di Palembang, kota tempat saya tinggal.