Saya berani mengatakan itu karena saya telah lebih dulu mengondisikannya—dan mengonversikannya—langsung dalam hidup saya.
Saya seorang juru kata-kata. Benar. Saya seorang juru pencerita gambar. Juga benar. Namun, konsentrasi saya juga berbicara tentang kesetaraan.
Selalu ada sesuatu yang hendak diceritakan atau dibagikan dibalik sebuah pilihan atau tindakan seseorang bukan? Pun saya demikian.
Bagi saya, kata-kata dan gambar selalu punya kekuatannya sendiri tentang bagaimana saya hendak menunjukkan apa yang menjadi tujuan saya, sekalipun itu sangat "kecil" dan sekalipun tak semua orang mampu menangkapnya dalam satu "frekuensi" dari tempat saya berpijak.
Namun, yang jelas, apa yang sudah saya lakukan hingga ke titik ini adalah bentuk valid dari jalan ninja "pemberontakan"Â saya.
Jadi, tentukan niche mulai dari sekarang—atau setidaknya mulailah lebih concern lagi untuk membangunnya, jangan melebar dan fokuslah di sana.
Nantinya, jika sesuatu sudah dikuasai dengan sangat baik, ekspansi bukan berarti tidak bisa dilakukan.Â
Tengoklah, Raditya Dika, sebelum sukses menjadi seorang youtuber dan sutradara, dia lebih dulu menjadi seorang blogger dengan menulis—lalu menjadi stand up comedian setelahnya.
# Bagikan hasil kerja
Ini yang jadi proses selanjutnya. Percuma lelah berkarya atau memiliki satu keahlian tapi tak ada satupun orang yang tahu. Di sinilah media sosial memiliki "kekuatan"—dan tentu saja berperan.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!