Keinginan pamer yang selalu dimiliki tiap orang—meskipun itu sangat kecil bentuknya—tersalurkan dengan instan dan dapat dilihat jutaan pasang mata melalui media sosial.
Terlebih lagi untuk mereka (baca: saya contohnya)Â yang profesinya bergerak di bidang visual. Saya salah satu orang yang mengakui betapa media sosial memiliki pengaruh sebesar itu.Â
Oh, tentu saja tak mudah bagi seseorang menyakinkan orang lain tanpa bukti, bukan?
Boleh saya katakan media sosial dewasa ini bukan saja berpengaruh terhadap diri seseorang melainkan pula bisa jadi penentu "jalan" hidupnya.Â
Namun, sebelum itu terjadi, dia haruslah melewati serangkaian proses yang tak melulu mudah dan menghabiskan waktu tak hanya dengan meminum secangkir kopi tentu saja.Â
Ingat bagaimana proses Syahrini bisa sebesar sekarang?
Ya, otak orang-orang akan lekat dengan gaya bicaranya yang manja atau penampilannya yang sempat sensional dengan "jambul khatulistiwa"—dan tentu saja jargon-nya yang paling hits "sesuatu ya"
Saya percaya, tidak sedikit orang yang mencibir dan menertawakannya (baca: Syahrini) walau diam-diam boleh jadi berdoa dan berharap kepengin sama suksesnya seperti dia.
Jika Syahrini saja bisa melakukannya, maka semua orang pun bisa melakukannya.
Proses membentot perhatian orang-orang ini dikenal dengan istilah personal branding.