Sekarang semuanya bagi saya tak lebih penting setelah saya benar-benar menjalaninya—setelah berhasil melewatinya.
Hidup seseorang memang tak hanya bicara tentang bagaimana hukum semesta (baca: takdir Tuhan) bekerja melainkan juga tentang ragam pilihan yang dihadapkan padanya dan bertanggung jawab setelahnya.
Sampailah kita pada simpulan sederhana:
Saat usia 25, semua orang sibuk merasa tidak "aman" karena pencapaian-pencapaian, semua orang sibuk bertanya tentang aneka "kapan". Tapi, tak satupun benar-benar peduli atau sekadar ingin tahu apakah seseorang akan—atau telah—bahagia kah saat dia menjalaninya?
Melewati fase usia 25 kadang memang—dan akan—seaneh itu.
Tabik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H