Karena ada yang lebih penting. Yakni tumbuhnya benih kebajikan demi benih kebajikan lagi.
Kita tidak perlu berkecil hati dengan melakukan kebajikan yang kecil asal setia dan konsisten. Kebajikan ini akan menular atau menjadi inspirasi mata-mata yang melihat atau yang merasakan kebajikan ini.
Sekecil apapun benih kebajikan yang kita semai dengan tulus dan merawatnya dalam kesetiaan, pasti semesta akan berkenan untuk menumbuhkan buah yang besar bagi kehidupan.
Yang perlu diingat juga adalah bahwa kebajikan itu bukan hanya memberi dalam bentuk materi. Banyak kebajikan dalam bentuk lain lagi.Â
Selain dengan dana, bisa juga dengan kata-kata, doa, tenaga, bahkan sebuah senyuman. Memberikan segelas air atau mengukur tangan membantu menunjukkan arah.Â
Apa lagi?
Memindahkan batu dari tengah jalan. Membersihkan bangkai atau sampah di lingkungan. Memberikan kemudahan pada orang yang lebih tua.
Begitu mudah dan banyak kesempatan untuk menaburkan benih kebajikan di ladang kehidupan yang luas ini. Kapan dan di mana saja bisa.
Yang mengasyikkan kita pun bisa melakukannya sambil menikmati hidup. Kebajikan mestinya bukan sesuatu yang menyusahkan dan menjadi beban.
Semua ini akan menjadi praktik darma bila di dalam diri memiliki misi hidup kebajikan sebagai harga mati.Â
Setiap hari bisa menjadi hari yang terbaik untuk melakukan kebajikan. Paling tidak dengan tidak menyakiti orang lain. Itupun sebuah kebajikan.