Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

7 Penulis Wanita Favorit Kompasiana

12 Agustus 2011   09:48 Diperbarui: 8 Maret 2021   22:11 830
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Eng ing eng.... Bagi para sahabat yang merasa wanita, waspadalah. Tepatnya was-was tapi tak perlu cemas. Apalagi sampai lemas bila tidak masuk dalam daftar 7 wanita itu. Baca dengan hati-hati dan teliti jangan sampai kelewatan, siapa ke-7 wanita penulis favorit itu.

Yang pria, silakan minggir dan jangan menelan air liur, karena hal ini menyangkut kewanitaan. Kok kewanitaan ya?! Ingat ini bulan puasa loh! Jangan setelah menelan lalu bilang "Lupa!"

Selama menjadi anggota Kompasiana, dipastikan saya adalah paling setia bahkan melebihi Adminnya sendiri. Minimal saya yakin diantara lima orang Admin pasti ada yang pernah libur.

Kalau saya tidak pernah libur sama sekali berkunjung ke Rumah Sehat ini. Tetapi kalau para Admin sudah bosan dengan nama Katedrarajawen. Jadi sedikit banyak tahu tentang perkembangan Kompasiana dan para penulisnya.

Selama ini ada beberapa penulis khususnya wanita yang menjadi perhatian saya. Siapakah mereka?

 1. VENUS

Wanita pengusaha di salah satu kota kecil Jawa Timur yang menggunakan gambar profil artis cantik Zhang Zi Yi ini adalah teman pertama saya berkolaborasi yang juga sebenarnya tidak kalah cantik dengan Zi Yi. Kemauannya besar dan pantang menyerah.

Saya suka tulisan dan gaya bahasanya karena benar-benar mengalir dari hati dan banyak menggunakan bahasa kiasan. Walaupun begitu, selain dirinya yang paling mengerti, adalah saya yang bisa memahami ha ha ha

Bahasanya lembut menyentuh hati selembut sifat dan tutur katanya selama ini yang begitu menyayangi buah hatinya yang semata wayang itu.

2. ARIMBI BIMOSENO

Sebagai seorang yang sehari-harinya bergelut dalam rutinitas tulis-menulis, Ibu yang satu ini menulis di Kompasiana adalah sebagai relaksasi. Tak heran bahasa yang digunakan juga adalah bahaya hati untuk berintrospeksi.

Ibu asal Tulungagung ini termasuk penulis yang produktif dan selalu memberikan pencerahan melalui tulisan-tulisannya. Boleh dibilang kami hampir sealiran dalam menulis. Untuk itulah sebenarnya kami saling belajar. Tepatnya saya sering belajar pada beliau.

3. GE SIAHAYA

Wanita Maluku yang masih menjomblo ini memang sehari-harinya juga bergelut dalam dunia yang tidak jauh dari merangkai kata. Bahasanya indah dan spesial menulis fiksi.

Wanita yang [lumayan] cantik ini adalah termasuk salah satu yang menginspirasi saya untuk menulis fiksi.

Walau belum menggunakan seluruh kemampuannya untuk menulis di Kompasiana, saya tahu wanita satu ini memiliki kelebihan dalam penggunaan kata demi kata dalam menulis.

Sebenarnya tulisan beliau sudah lumayan banyak, namun banyak yang sudah dihapus. Entah apa sebabnya.

4. FITRI Y. YEYE

Inilah wanita asli Batusangkar namun tidak hidup dalam sangkar seperti saudaranya Siti Nurbaya.

Fitri justru mendapat kebebasan dari si uda, sehingga aktif sekali menulis dan sempat menjadi pasangan sehati saya untuk melahirkan sebuah kisah yang sampai mencapai 22 episode. Semangatnya memang luar biasa.

Dalam kesibukannya sebagai seorang ibu rumah tangga yang harus mengurusi suami dan kedua anaknya yang masih kecil serta menjaga toko, ia masih sempat menulis di Kompasiana. Padahal selama ini tidak ada yang membantunya di rumah.

Bahasanya sederhana dan apa yang ditulis adalah masalah keseharian yang dekat dengan kehidupan kita.

Karena kegigihannya dan terus belajar, belakangan ini penulis yang bernama asli Fitri Yenti mulai naik daun, di mana tulisannya sering menjadi terekomendasi dan masuk headlines.

5. FERA NURAINI

Wanita asli Ponorogo yang sudah bertahun-tahun menjadi TKW di Hongkong, tetapi masih juga medok suaranya ini adalah termasuk salah satu TKW yang aktif menulis dan berani di Kompasiana.

Sebagai seorang TKW bisa memanfaatkan waktu luang tentulah suatu hal yang baik. Harus saya akui juga hal ini membuat saya terkesan dan kadang-kadang saya terpaksa harus belajar padanya.

Sebenarnya saya lebih berharap penulis kita yang satu ini lebih banyak menulis seputar kehidupan para TKI di Hongkong.

6. TUTY YOSENDA

Wanita murah senyum dan enerjik ini mengaku adalah seorang penghibur. Wanita penghibur dong kalau begitu?

Apa salahnya bila bisa menghibur orang lain dengan suaranya dan kini dengan tulisan?

Bu Tuty boleh dibilang masih belum lama bergabung di Kompasiana, tapi sudah mencuri perhatian saya. Untungnya belum sampai mencuri hati. Bagi saya tulisan kompasianer yang baru bergabung 23 April 2011 ini memang memiliki gaya menulis yang unik dan membuat saya tertarik mengikuti tulisannya.

Ada rasa yang tersendiri yang harus saya cicipi dari tulisan-tulisan beliau untuk menambah wawasan dalam menulis.

7. RATNA ISLAMIATI

Si eneng boleh dibilang masih baru di ranah Kompasiana karena baru bergabung sejak 3 Juli tahun ini. Tapi tulisan penulis yang memiliki nama pena Arumi Larasati, memang memiliki daya tersendiri bagi saya.

Sebagai penulis, berbagai media wanita pernah dijajaki tulisannya. Terutama tulisan fiksi.

Selain gaya tulisannya, Neng Ratna ini memang belum banyak saya ketahui, selain pernah merantau ke negeri seberang dan kini menetap di Bintaro. Mungkin ada yang bertanya, kenapa harus 7 wanita cantik ini yang menjadi penulis favorit saya di Kompasiana saat ini?

Yang pertama karena saya lelaki yang berselera tinggi. Kedua, karena ke-7 wanita ini adalah penggemar tulisan saya selama ini.

Tidak percaya?

Kita tunggu pengakuan dan kejujuran mereka untuk meyakinkan pernyataan saya ini. Atau justru pengakuan mereka akan mempermalukan saya sendiri? Semoga tulisan ini tidak dianggap tebang pilih, karena sesungguhnya semua yang menulis di sini punya arti tersendiri bagi saya pribadi.

Salam damai dalam menulis

Nb: Yang disebut namanya jangan geer dan yang tidak disebut jangan mencak-mencak, karena apa yang saya tulis lebih bersifat subyektif. Sebenarnya ada dua nama lagi, Si Bengal Liar yang tulisannya memang liar dan Uleng Tepu dari Tanah Toraja yang tulisan dan bahasanya sarat makna. 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun