Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Aku Cinta........._Ketika Cinta Berlabuh di Desa Rangkat 8

12 November 2010   12:04 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:40 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Sudah, Pak Yayok! Terimakasih, Bu Mommy!"

"Syukurlah!" Seru Pak Yayok dan Bu Mommy hampir berbarengan.

Dengan sedikit rasa sungkan Kate menyampaikan keinginannya kepada Pak Yayok dan Bu Mommy untuk mengajak Uleng keluar dengan alasan ingin merayakan ulang tahun Uleng. Mereka hanya senyum-senyum seperti mengerti hati anak muda.

"Terserah Uleng!" Demikian Pak Kades dan diamini Bu Kades.

Mendapatkan ajakan Kate yang tulus, Uleng mengangguk saja. Walaupun di hatinya masih bertanya-tanya tentang keberadaan wanita yang bersama Kate.

Meluncurlah mereka ke warung kopinya Budi van Boil untuk menikmati senja dan hidangan khas ala Desa Rangkat. Kopi hangat dihidangkan.

"Uleng, maafkan ya, waktu ulang tahunmu aku tak bisa hadir!" Kate membuka pembicaraan.

"Ah, tak apalah bang. Uleng sudah senang Bang Kate sudah sehat sekarang!" Uleng berkata dengan suara pelan, tak berani menatap wajah Kate.

Eka yang berada diantara mereka sebenarnya merasa cemburu juga. Karena diam-diam ia menyimpan rasa pada bossnya. Tetapi ia merasa tahu diri juga, sehingga ia pamit menghampiri pemilik warung kopi, Budi untuk berbincang-bincang.

Tinggallah Kate dan Uleng berduaan. Pada kesempatan itu, Kate memberikan sebuah kado istimewa untuk Uleng. Beberapa novel dan buku puisi yang terbungkus rapi. Karena Kate mendapatkan informasi, bahwa Uleng suka sekali membaca novel dan puisi.

"Terimakasih, abang!" Uleng beranikan diri untuk menatap wajah Kate dalam-dalam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun