Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Aku Cinta........._Ketika Cinta Berlabuh di Desa Rangkat 8

12 November 2010   12:04 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:40 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Semoga kamu senang menerimanya! Uleng, sepertinya pada kesempatan ini, tiada pilihan lain bagi saya untuk mengatakan sesuatu padamu!" Kata Kate dengan hati mantap.

Sedikit ada keraguan dan tanya serta rasa takut untuk menghadapi kenyataan yang akan disampaikan Kate padanya.

Belum lagi Uleng bereaksi, Kate berkata tanpa sedikit keraguan,"Uleng, hatiku berbisik agar aku segera menyampaikan suaranya padamu. Aku. . ., aku cinta padamu!"

Diantara rasa terkejut dan detak jantung yang menentu, Uleng juga merasakan suatu kelegaan dan keindahan bunga-bunga cinta yang mengguyur tubuh dan hatinya.

Dengan senyumnya yang terindah, Uleng tanpa mengindahkan keadaan, karena saat itu memang dunia serasa hanya milik berdua, berkata ,"Abang Kate, sungguh Uleng bahagia mendengarnya. Sebab Ulengpun berharap suatu saat akan mendengar ucapan ini keluar dari mulut abang!"

Dari kejauhan, Budi dan Eka saling bertatapan melihat Kate mencium tangan Uleng dengan segenap hatinya. Refo, Lala, Ibay, dan hansip Triansyah yang hendak lewatpun saling berpandangan menyaksikan peristiwa ini tanpa dapat bersuara.

-------------------------------------------------------------

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun