"Sudah, Pak Yayok! Terimakasih, Bu Mommy!"
"Syukurlah!" Seru Pak Yayok dan Bu Mommy hampir berbarengan.
Dengan sedikit rasa sungkan Kate menyampaikan keinginannya kepada Pak Yayok dan Bu Mommy untuk mengajak Uleng keluar dengan alasan ingin merayakan ulang tahun Uleng. Mereka hanya senyum-senyum seperti mengerti hati anak muda.
"Terserah Uleng!" Demikian Pak Kades dan diamini Bu Kades.
Mendapatkan ajakan Kate yang tulus, Uleng mengangguk saja. Walaupun di hatinya masih bertanya-tanya tentang keberadaan wanita yang bersama Kate.
Meluncurlah mereka ke warung kopinya Budi van Boil untuk menikmati senja dan hidangan khas ala Desa Rangkat. Kopi hangat dihidangkan.
"Uleng, maafkan ya, waktu ulang tahunmu aku tak bisa hadir!" Kate membuka pembicaraan.
"Ah, tak apalah bang. Uleng sudah senang Bang Kate sudah sehat sekarang!" Uleng berkata dengan suara pelan, tak berani menatap wajah Kate.
Eka yang berada diantara mereka sebenarnya merasa cemburu juga. Karena diam-diam ia menyimpan rasa pada bossnya. Tetapi ia merasa tahu diri juga, sehingga ia pamit menghampiri pemilik warung kopi, Budi untuk berbincang-bincang.
Tinggallah Kate dan Uleng berduaan. Pada kesempatan itu, Kate memberikan sebuah kado istimewa untuk Uleng. Beberapa novel dan buku puisi yang terbungkus rapi. Karena Kate mendapatkan informasi, bahwa Uleng suka sekali membaca novel dan puisi.
"Terimakasih, abang!" Uleng beranikan diri untuk menatap wajah Kate dalam-dalam.