Mohon tunggu...
Katarina
Katarina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Akuntansi Bisnis Sekolah Tinggi Manajemen PPM

Mahasiswa aktif

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Sangat Bermanfaat untuk Menyembuhkan Penyakit, Kini Stem Cell Menarik Minat Masyarakat

30 Agustus 2018   12:07 Diperbarui: 30 Agustus 2018   16:24 922
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Halo, para pembaca kompasiana! Kesempatan kali ini, aku mau menjelaskan dan memberi informasi kepada kalian semua tentang sebuah topik yang cukup terkenal pula karena manfaat yang dapat kita peroleh dari hal tersebut, yaitu tentang stem cell. Mungkin tidak semua pembaca disini pernah mendengar topik ini. Maka simak baik-baik penjelasan topik ini, ya! Sebelum itu, aku mau menjelaskan dulu tentang materi dasar stem cell itu sendiri, seperti pengertian, sifat-sifat stem cell, serta beberapa topik dasar mengenai stem cell itu sendiri.

Nah, kita tahu bahwa sel adalah unit terkecil pembentuk organisme sehingga tubuh kita ini terdiri dari bermacam-macam sel dan tersusun dari beribu-ribu sel. Ketika kita luka maka sel-sel itu akan rusak. Selain itu, ada saatnya sel-sel tersebut mati sehingga harus mengalami pergantian sel baik untuk mengganti sel yang mati tersebut maupun memperbaiki sel-sel yang rusak akibat luka.

Stem cell atau sering disebut sebagai sel punca itu berperan dalam kasus seperti diatas dimana sel punca ini akan berperan untuk mengganti dan memperbaiki sel-sel tubuh yang rusak. 

Pergantian tersebut juga bermanfaat untuk kelangsungan hidup setiap organisme dalam tubuh kita ini sehingga sel ini penting bagi kita. Mengapa penting? Karena ketika kita terluka maka stem cell ini akan dengan cepat mengganti jaringan yang rusak sehingga dapat menjaga tubuh kita tetap sehat dan stem cell juga mencegah penuaan dini. 

Sel punca ini memiliki tugas khusus yaitu untk menciptakan berbagai jenis sel karena sel punca ini memiliki potensi yang tinggi untuk berkembang menjadi banyak jenis sel yang berbeda di dalam tubuh. Secara garis besar, stem cell atau sel punca ialah  sumber sel-sel baru yang bermanfaat untuk kelangsun gan hidup organisme.

Stem cell atau sel punca ini memiliki 2 sifat, antara lain sel ini mampu memperbaharui dirinya sendiri meskipun sel itu sudah tidak aktif dalam waktu yang panjang dan pada sumsum tulang belakang serta darah tali pusar sel ini akan membelah secara teratur untuk memperbaiki sel yang rusak namun tidak sama halnya di pankreas atau hati, disana sel punca akan membelah dalam kondisi tertentu saja. 

Selain itu, sel punca ini memiliki beberapa kemampuan, yaitu sel punca dapat berkembang dan berdiferensiasi menjadi sel lain seperti sel jantung, sel darah, dan lain sebagainya serta sel ini bisa memperbaharui dirinya sendiri sehingga membuat salinan sel yang identik dengan induknya. Kemampuan-kemampuan tersebut hannya dimiliki oleh stem cell atau sel punca saja.

Stem cell dikelompokkan ke dalam beberapa jenis dan kategori (berdasarkan kemampuan berdiferensia da berdasarkan asalnya). Berdasarkan kemampuan berdiferensiasinya, stem cell dibagi menjadi :\

Totipoten

Totipoten merupakan sel yang terjadi saat pembuahan antara gamet pria dengan gamet wanita untuk membentuk zigot. Zigot ini disebut totipoten karena sel zigot bisa berdiferensiasi ke semua jenis sel namun memiliki kemamluan replikasi yang terbatas.

Pluripoten

Ketika zigot terus membelah dan akan menuju jenis yang lebih khusus ini yang disebut sel pluripoten. Contoh lainnya adalah sel induk embrionik dan sel stem janin.

Adapun induced ploripotent sel batang atau sel iPS ini diubah secara genetik sel induk dewasa yang diinduksi di laboratorium untuk mendapat karakteristik sel batang embrio namun sel iPS yang mengungkap beberapa gen yang disajikan dalam sel batang embrio ini tidaklah sama persis dengan sel batang induk embrio.

Multipoten

Sel multipoten ini dapat berdiferensiasi ke berbagai jenis sel juga namun lebih ke sel khusus. Sel ini berkembang dari sel apapun dari suatu tipe atau kelompok tertentu. Misalnya, sel induk sumsum tulang belakang bisa berdiferensiasi ke sel-sel darah namun tidak bisa berdiferensiasi menuju sel jantung. Sel induk dewasa dan sel tali pusat merupakan contoh dari multipoten.

Ada pula mesenchymal stem cell  yang merupakan sel multipoten dari sel sumsum tulang belakang yang dapat berdiferensisasi menuju berbagai jenis sel namun tidak termasuk sel darah dimana sel induk akan membentuk jaringan ikat khusus untuk pembentukan sel darah.

Oligopoten

Sel oligopoten ini hanya bsa berdiferensiasi menuju beberapa jenis sel saja. Contohnya adalah sel induk limfoid. Jenis sel induk oligopoten ini tidak bisa berdiferensiasi menuju semua sel darah seperti sel sumsum tulang belakang namun hanya menghasilkan sel darah dari sistem limfatik, yaitu jenis sel T.

Unipoten

Sel-sel unipoten memiliki kemampuan reprosuksi yang terbatas dan hanya bisa berdiferensiasi menuju satu jenis atau jaringan sel saja. Sebagai contoh adalah sel-sel kulit dimana sel ini adalah sel yang paling prosuktif dalam sel unipoten dan mudah untuk melakukan pembelahan sel untuki mengganti sel yang rusak ketika luka ataupun hal lain.

Selain itu, sel punca ini juga dibedakan jenisnya berdasarkan asalnya, antara lain  :

Sel punca embrio

Sel yang berasal dari embrio yang nantinya akan menjadi sel yang dimana akan ditemui di oraganisme dewasa, seperti sel jantung, sel darah, sel otot, sel ginjal, sel hati, dan lain sebagainya.

Sel punca dewasa

Sel punca dewasa ini memiliki karakteristik untuk memperbaharui diri dalam waktu yang panjang dan juga sel ini bisa berdiferensiasi menuju ke sel-sel yang lebih khusus. Dalam hal ini, sel punca dewasa terbagi menjadi 2, yaitu:

Sel induk hemaportik yang akan berdiferensiasi menjadi sel darah merah, sel darah putih, dan keping darah.

Sel induk mesenkimal yang berfirensiasi menjadi sel tendon, sel otot, sel ligamen, sel tualang, dan sel lemak.

Sel punca fetal

Sel punca fetal ini diambil dari janin dimana janin ini bersifat pluripoten dimana sel fetal ini bisa berdiferensiasi dan berkembang menjadi jaringan tubuh dengan cepat.

Nah, kalian telah mengetahui berbagai pemahaman dasar tentang stem cell. Sehingga kalian bisa memiliki suatu gambaran tentang stem cell itu sendiri. Namun, disamping itu kalian pasti bertanya-bertanya, bagaimana sih kita atau para dokter itu bisa memperoleh stem cell itu? Bagaiman cara mereka mampu membagi-baginya pula? Maka dari itu, daripada kalian bertanya-tanya dalam hati kalian, aku akan menjelaskan cara-cara sehingga bisa memperoleh stem cell atau sel punca tersebut. Berikut adalah beberapa cara untuk memperoleh sstem cell atau sel punca, antara lain :

Transplantasi stem cell dari sel sumsum tulang belakang

Transplantasi ini sudah lama dilakukan karena dilihat dari sumsum tulangnya saja sudah terlihat bahwa sel sumsum tulang ini mengandung banyak sekali sel hematopoietik. Dulunya sel sumsum tulang belakang ini digunakan sebagai pengobatan leukimia, limfoa, dan sejenisnya. Setelah itu tingkat keberhasilannya meningkat sehingga transplantasi ini menyebar ke seluruh daerah.

Cara melakukan transplantasi ini, yaitu dalam keadaan teranestesi total. Sel Sumsum tulang belakang pendonor akan diambil lalu disuntikkan ke vena resipien dengan menggunakan jarum suntik khusus. Sehingga sel sumsum tulang belakang akan menyatu di dalam tulang dan akan mengalami poliferasi.

Dengan prosedur yang sederhana transplantasi ini bisa berjalan dengan lancar. Namun, dikarenakan setiap hal memiliki kelemahan begitu pula transplantasi ini. Kelemahannya ialah sel darah putih resipien yang hancur saat kemoterapi dan membutuhkan waktu yang lama untuk membentuk sel darah putih yang digunakan untuk melindungi resipien dari infeksi.

Adapun resiko lainnya ialah munculnya penyakit GvHD, yaitu sel-sel sumsum tulang belakang yang menghasilkan sel-sel aktif yang dapat menyerang resipien. Selain itu adalah adanya kontaminasi virus yang lebih tinggi dan juga pncarian donor yang lama.

Transplantasi sel punca darah tepi

Sel induk dalam peredaran darah tepi ini tidak sebanyak yang ada di sumsum tulang belakang. Dalam melakukan transplantasi dikarenakan jumlah sel induk induk tidak sebanyak itu maka untuk mendapatkannya biasanya pendonor akan diberi penstimulasi agar sel induk darah tepi ini bergerak menuju sumsum tulang belakang.

Proses dari transplantasi sel darah tepi ini dinamakan aferesis. Ketika resipien membutuhkan sel induk darah tepi, maka darah dari pendonor akan diambil dan masuk ke sebuah mesin diamana mesin itu akan memisahlan komponen-komponennya, lalu secara selektif akan diambil sel induknya dan akan dikembalikan lagi sisa darah ke pendonor.

Transplantasi ini pertama kali dilakukan pada tahun 1986. Transplantasi ini memiliki beberapa keuntungan, antara lain sel darah tepi ini mudah didapatkan, proses pengambilan sel darah tepi ini menyakitkan dan hanya dibutuhkan jumlah yang sedikit, serta sel darah tepi ini mudah tumbuh. Namun transplantasi ini juga memiliki kelemhan dimana sel darah tepi ini tidak dapat bertahan dalam waktu yang lama seperti sumsum tulang belakang, karena sumsum tulang belakang memiliki sel yang lengkap dan terdapat jaringan penunjang pertumbuhan sel. Oleh karena itu, transplantasi darah tepi ini biasanya tetap dicampur dengan sumsum tulang belakang.

Transplantasi sel punca darah tali pusat

Para peneliti menemukan bahwa sel darah tali pusat atau plasenta atau ari-ari ini mengandung sel induk yang sama seperti sel sumsum tulang belakang. Karena sel sumsum tulang belakang pada waktu itu sudah banyak yang berhasil dan memiliki manfaat yang besar maka peneliti pun yakin bahwa sel darah tali pusta juga dapat digunakan sebagai pengobatan dan menyelamatkan jiwa-jiwa dari penyakit-penyakit seperti leukimia dan gangguan sistem kekebalan tubuh lain.

Transplantasi ini menggunakan bahan sisa dari proses kelahiran. Proses transplasi darah tali pusat ini tidak menimbulkan rasa sakit sama sekali dan prosesnya cepat dimana darah ini harus diambil sesaat setelah proses persalinan. Setelah bayi lahir, tali pusat atau ari-ari atau plasenta akan dipotong lalu darah tali pusat itu akan dialirkan menuju kantong darah steril. Darah itu mengandung sel punca, sel darah merah merah, sel darah putih, dan plasma darah sehingga membutuhkan waktu untuk proses pengambilan sel punca yang nantinya akan dimasukkan dalam tangki kriogenik. Jika sel punca telah disimpan dalam tangki kriogenik maka sel punca itu dapat bertahan dalam waktu yang tidak terbatas. Dalam penyimpananya pun ada beberapa tahap dan sel inti ini harus dikontrol 24 jam setiap harinya dalam seminggu.

Transplantasi ini pertama kali dilakukan pada 1988 pada penderita anemia dan pada tahu  1991 pada penderita leukimia. Sampai sekarang sudah menyebar luas proses transplantasi ini.

Nah! Kelanjutan dari transplantasi darah pusat ini, ada beberapa anggapan dalam pengambilan darah dalam tali pusat. Ada anggapan bahwa pengambilan darah diambil saat bayi masih dalam kandungan atau dalam kata lain masih janin. 

Namun dari anggapan seperti itu aku sendiri kurang setuju, mengapa? Karena kita awalnya tahu bahwa sel punca atau stem cell ini sangat berguna bagi pertumbuhan dan perkembangan terlebih lagi saat proses pertumbuhan janin.

 Apabila stem cell atau sel punca ini diambil dari janin sebelum dia berkembang dengan baik maka pengambilan sel ini dapat menghambat proses perkembangan dan pertumbuhannya. Meskipun hanya sebagian yang diambil tetap saja perkembangannya akan melambat dikarenakan pendukung perkembangan dan pertumbuhannya berkurang. Sehingga anggapan atau pendapat tentang pengambilan sel punca atau stem cell saat janin masih berkembang ini kurang pas untuk dilakukan.

Dengan berbagai terapi dan transplantasi dapat dikatahui bahwa stem cell atau sel punca ini memiliki manfaat untuk menyembuhkan beragam penyakit berat, seperti jantung koroner, gagal jantung, kanker, stroke, cedera tulang rawan, glukoma, leukimia, anemia, hingga kaki diabetik. Dikarenakan sifat stem cell  atau sel punca yang dapat memperbaharui sel yang rusak maka penyakit yang tidak membuahkan hasil yang konvensional dapat diatasi dengan ini. Bahkan di Indonesia pun sudah bisa dilakukan terapi atau transplantasi ini un gtuk menyembuhkan penyakit kanker darah (leukimia).

Namun pelaksanaa transplantsi stem cell ini tidak dilakukan di semua rumah sakit di Indonesia karena tidak semua rumah sakit bisa. Hanya rumah sakit besar saja yang bisa melakukannya. Yang menjadi kendala dari transplantasi stem cell ini adalah masalah biayanya yang sangat mahal. Biaya untuk pengobatannya adalah Rp 1 sampai Rp 1,5 per selnya. 

Padahal tubuh kita ini memiliki beribu juta sel yang kita butuhkan dan terapi ini tidak bisa hanya dilakukan hanya sekali saja. Jika dimisalkan tubuh kita ini memerlukan sekitar 30 juta sel maka biaya pengobatannya adalah sekitar 30-45 juta rupiah. Karena biaya yang sangat mahal itu terapi atau transplantasi stem cell  ini belum bisa ditanggung oleh pemerintah. 

Selain biaya yang mahal adapula kendala lain dalam penerapan transplantasi stem cell ini, yaitu dalam kultur stem cell dimana tubuh pasien menolak untuk menerima sel tersebut. Sehingga membutuhkan waktu yang lama untuk  mecocokkan sel pendonor dan sel resipien.

Meskipun transplantasi stem cell ini terlihat menjanjikan namun masih ada pengobatan dengan cara transplantasi stem cell yang belum teruji namun sudah ditawarkan dan diiklankan. Banyak orang ynag merasa tertarik dengan pengobatan itu dan dikarenakan setiap orang ingin sehat seperti orang pada umumnya dan langsung mencobanya tanpa berkonsultasi terlebih dahulu. 

Maka dari itu para ilmuwan dan dokter-dokter yang telah ahli dalam hal stem cell ini juga memperingatkan semuanya agar tidak mudah tertarik terhadap tawaran kesehatn seperti itu. 

Jika ingin dimohon untuk berkonsultasi dengan dokter prib adi terlebih dahulu. Karena banayk pula pasien yang meninggal akibat tawaaran seperti itu yang tiidak diketahui keamanan dan kejelasannya. Maka dari itu berhati-hatilah dalam memilih pengobatan dan selalu lihat prosedur yang ada dan jika ada yang tidak beres segera konsultasikan keraguan-keraguan tersebut.

Nah! Kalau menurut pendapatku transplantasi stem cell  ini sangat baik untuk dilakukan untuk menunjang kesehatan masyarakat di masa mendatang, sehingga harus dikembangkan lagi proses pengobatannya dan meminimalkan kelemahan dan kendala-kendala yang ada. Jnagan lupa untuk selalu berhati-hati dalam memilih pengobatan ini. Konsultasikan dulu dengan ahlinya atau yang pada bidangnya. Karena kita tahu bahwa kesehatan adalah mahal haragnya. Karena itu, sekian dari aku sendiri untuk topik kali ini. Ikuti terus dan jaga kesehatan kalian! Terimakasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun