Mohon tunggu...
Katarina
Katarina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Akuntansi Bisnis Sekolah Tinggi Manajemen PPM

Mahasiswa aktif

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Sangat Bermanfaat untuk Menyembuhkan Penyakit, Kini Stem Cell Menarik Minat Masyarakat

30 Agustus 2018   12:07 Diperbarui: 30 Agustus 2018   16:24 922
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan prosedur yang sederhana transplantasi ini bisa berjalan dengan lancar. Namun, dikarenakan setiap hal memiliki kelemahan begitu pula transplantasi ini. Kelemahannya ialah sel darah putih resipien yang hancur saat kemoterapi dan membutuhkan waktu yang lama untuk membentuk sel darah putih yang digunakan untuk melindungi resipien dari infeksi.

Adapun resiko lainnya ialah munculnya penyakit GvHD, yaitu sel-sel sumsum tulang belakang yang menghasilkan sel-sel aktif yang dapat menyerang resipien. Selain itu adalah adanya kontaminasi virus yang lebih tinggi dan juga pncarian donor yang lama.

Transplantasi sel punca darah tepi

Sel induk dalam peredaran darah tepi ini tidak sebanyak yang ada di sumsum tulang belakang. Dalam melakukan transplantasi dikarenakan jumlah sel induk induk tidak sebanyak itu maka untuk mendapatkannya biasanya pendonor akan diberi penstimulasi agar sel induk darah tepi ini bergerak menuju sumsum tulang belakang.

Proses dari transplantasi sel darah tepi ini dinamakan aferesis. Ketika resipien membutuhkan sel induk darah tepi, maka darah dari pendonor akan diambil dan masuk ke sebuah mesin diamana mesin itu akan memisahlan komponen-komponennya, lalu secara selektif akan diambil sel induknya dan akan dikembalikan lagi sisa darah ke pendonor.

Transplantasi ini pertama kali dilakukan pada tahun 1986. Transplantasi ini memiliki beberapa keuntungan, antara lain sel darah tepi ini mudah didapatkan, proses pengambilan sel darah tepi ini menyakitkan dan hanya dibutuhkan jumlah yang sedikit, serta sel darah tepi ini mudah tumbuh. Namun transplantasi ini juga memiliki kelemhan dimana sel darah tepi ini tidak dapat bertahan dalam waktu yang lama seperti sumsum tulang belakang, karena sumsum tulang belakang memiliki sel yang lengkap dan terdapat jaringan penunjang pertumbuhan sel. Oleh karena itu, transplantasi darah tepi ini biasanya tetap dicampur dengan sumsum tulang belakang.

Transplantasi sel punca darah tali pusat

Para peneliti menemukan bahwa sel darah tali pusat atau plasenta atau ari-ari ini mengandung sel induk yang sama seperti sel sumsum tulang belakang. Karena sel sumsum tulang belakang pada waktu itu sudah banyak yang berhasil dan memiliki manfaat yang besar maka peneliti pun yakin bahwa sel darah tali pusta juga dapat digunakan sebagai pengobatan dan menyelamatkan jiwa-jiwa dari penyakit-penyakit seperti leukimia dan gangguan sistem kekebalan tubuh lain.

Transplantasi ini menggunakan bahan sisa dari proses kelahiran. Proses transplasi darah tali pusat ini tidak menimbulkan rasa sakit sama sekali dan prosesnya cepat dimana darah ini harus diambil sesaat setelah proses persalinan. Setelah bayi lahir, tali pusat atau ari-ari atau plasenta akan dipotong lalu darah tali pusat itu akan dialirkan menuju kantong darah steril. Darah itu mengandung sel punca, sel darah merah merah, sel darah putih, dan plasma darah sehingga membutuhkan waktu untuk proses pengambilan sel punca yang nantinya akan dimasukkan dalam tangki kriogenik. Jika sel punca telah disimpan dalam tangki kriogenik maka sel punca itu dapat bertahan dalam waktu yang tidak terbatas. Dalam penyimpananya pun ada beberapa tahap dan sel inti ini harus dikontrol 24 jam setiap harinya dalam seminggu.

Transplantasi ini pertama kali dilakukan pada 1988 pada penderita anemia dan pada tahu  1991 pada penderita leukimia. Sampai sekarang sudah menyebar luas proses transplantasi ini.

Nah! Kelanjutan dari transplantasi darah pusat ini, ada beberapa anggapan dalam pengambilan darah dalam tali pusat. Ada anggapan bahwa pengambilan darah diambil saat bayi masih dalam kandungan atau dalam kata lain masih janin. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun