Mohon tunggu...
Dept. Kajian dan Aksi Strategis BEM FMIPA UI 2016
Dept. Kajian dan Aksi Strategis BEM FMIPA UI 2016 Mohon Tunggu... -

Kanal sosial politik BEM FMIPA UI 2016 | Mahasiswa eksak juga bergerak | Narahubung 081314261261 (Afkar)

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Reklamasi Teluk Jakarta: Menakar Nuansa Politis melalui Perspektif Saintis

12 April 2016   09:07 Diperbarui: 4 April 2017   18:28 5997
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

4.      Menurunnya kualitas air dan berkembangnya bakteri berbahaya

5.      Memicu kontaminasi air dan polusi bau

6.      Mengganggu ekosistem dan mengancam biota laut

Selain masalah-masalah di atas, secara prosedural maupun substansial proses perizinan  reklamasi oleh Pemerintah DKI Jakarta juga sarat akan kejanggalan. Bahkan, dalam proyek terkait sudah terbukti adanya unsur korupsi yang menjerat pemegang kebijakan maupun pengembang.

Memperhatikan hal-hal tersebut, BEM FMIPA UI 2016 menyatakan sikap kami:

1.      Menolak reklamasi Teluk Jakarta karena berdasarkan kajian keilmuan kami, proyek tersebut terbukti lebih banyak menimbulkan kerugian bagi lingkungan

2.      Mendukung gerakan-gerakan berbagai unsur (mahasiswa, masyarakat, maupun LSM) menolak reklamasi Teluk Jakarta

3.      Menuntut KPK untuk mengusut kasus korupsi yang berkaitan dengan reklamasi Teluk Jakarta dengan tegas tanpa pandang bulu

Pembangunan DKI Jakarta supaya menjadi lebih tertata dan indah jelas diperlukan. Namun, bukan berarti pembangunan tersebut dilakukan dengan mengabaikan aspek-aspek lingkungan dan keseimbangan alam. Selain itu sudah seharusnya pembangunan ibukota dilakukan demi kesejahteraan seluruh lapisan masyarakat, bukannya demi keuntungan elit semata. Jakarta milik seluruh masyarakat Indonesia, bukan hanya punya orang kaya.***

Kajian ini disusun oleh:

Vyan Tashwirul Afkar – FMIPA 2014

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun