11. Draft fatwa final akan diagendakan dalam rapat pleno DSN-MUI. Berurusan dengan BPH DSN-MUI dan output nya adalah dokumen draft fatwa final.
12. Melakukan rapat pleno DSN-MUI yang tujuannya untuk membahas dan mengesahkan draft fatwa. Berurusan dengan ketua dan sekretaris DSN-MUI. Outputnya adalah undangan rapat.
13. Melakukan pengesahan draft fatwa. Jika belum disahkan, maka akan dikembalikan ke BPH DSN-MUI.
14. Adanya hasil draft fatwa dari rapat pleno DSN-MUI. Berurusan dengan ketua dan sekretaris DSN-MUI. Outputnya adalah dokumen draft fatwa hasil pleno.
15. Melakukan proses penyempurnaan terhadap redaksi fatwa yang dilakukan oleh tim BPH. Berurusan dengan tim BPH DSN-MUI dan output nya adalah dokumen draft fatwa hasil pleno.
16. Melakukan penandatanganan draft fatwa hasil pleno DSN-MUI oleh pimpinan DSN-MUI. Berurusan dengan ketua dan sekretaris DSN-MUI. Outputnya adalah dokumen fatwa DSN-MUI.
17. Penyampaian fatwa kepada pemohon oleh DSN-MUI. Berurusan dengan ketua dan sekretaris DSN-MUI. Outputnya adalah surat pengantar dan dokumen fatwa.
18. Terakhir, adanya sosialisasi dan publikasi fatwa yang dilakukan oleh DSN-MUI. Berurusan dengan ketua dan sekretaris DSN-MUI.
* Salah satu contoh fatwa DSN-MUI:
Fatwa tentang rahn(gadai)