Mohon tunggu...
MK
MK Mohon Tunggu... Freelancer - Cahaya Bintang

Saat diri dapat katakan CUKUP di saat itu dengan mudah diri ini untuk BERBAGI kepada sesama:)

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Pintu Depan 42

3 Mei 2022   19:06 Diperbarui: 4 Mei 2022   07:15 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Seumur hidup, aku hanya berdoa yang jelas meminta pasangan hidup. Setelah kamu menghilang ke dalam stasiun waktu pertama kali kita bertemu, aku berdoa minta ke Tuhan mau istri seperti Bintang, sepupuku. Tetapi, saat tahu kita bukan sepupu... Aku setiap melihatmu pasti berdoa, "Tuhan, bila aku boleh meminta... Aku mau minta Bintang jadi istriku." Doa itu selalu kupanjatkan tanpa bosan," katanya dengan terus menatapku hingga membuat aku kikuk dan terdiam menundukkan kepala melihat lantai.

Aku teringat wajah bersinar Wiwi setiap menyapa di pintu depan. Wajah itu adalah bentuk doa dia.

Tiba-tiba, Wiwi berdiri lalu jongkok di depanku.

"Tapi sekarang aku tidak mau berdoa untuk meminta karena mau minta langsung ke kamu. Mau tidak menikah denganku? Kita pulang dan bekerja bangun kampung sambil merawat orang tua dan kakek nenek kita. Aku yakin dengan pengalaman yang kita miliki pasti kita bisa membuka lapangan pekerjaan di kampung."

Wiwi berdiri dan kembali duduk di kursi lalu cerita.

Kabar aku yang memutuskan Cahaya dan pekerjaan didapat saat Wiwi sedang ada di Nevada dan dijamu ke tempat hiburan malam di Las Vegas. Bunda yang luar biasa panik dan hancur hati ketika tahu keputusanku karena sangat khawatir aku tidak menikah seumur hidup, dalam sekejap langsung murka ke Wiwi begitu tahu dia lagi di Las Vegas.

"Wi, cepat pulang hotel. Untuk apa ke tempat maksiat begitu. Bunda tidak rela kamu menjadi seperti bapakmu!!" bentak bunda di telepon. 

Wiwi yang penurut segera pamit dengan alasan ada kabar keluarga mengalami kecelakaan. Alasan itu terus dipakai setiap diajak ke tempat hiburan malam hingga pulang Singapura.

"Aku saat mendengar itu juga luar biasa kaget. Bagaimana mungkin Cahaya yang hebat dan seiman yang selalu kamu mimpikan jadi suami bisa ditolak. Bunda juga lupa kalau ada aku yang masih lajang. Padahal, dulu waktu kita kecil sering jodohi kita dan membayangkan betapa seru jadi besan dengan bude. Tidak kusangka dia bisa lupa," kata Wiwi dengan terus menatapku.

Aku ingat bude pernah cerita saat kami lahir, aku yang sedang menyusu di gendongan ibu mendadak melepas puting susu ibu dan menatap ke arah mereka yang menangis.

Wajahku yang sedang melet-melet lidah terlihat menyejukkan di mata bude.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun