DX segera mengatur posisi kami untuk foto bersama pak Xie dan masing-masing.Â
Foto Kota Terlarang yang tadi dipotret DX saat kami baru datang, kelak menang lomba foto wisata Tiongkok dan dipakai sebagai ikon resmi wisata kota Beijing.
"Pak Xie, terima kasih banyak untuk waktu, cerita dan makanan ini. Ini sungguh perayaan ulang tahun yang tidak akan terlupakan," kata Shotaro.
"Iya, terima kasih banyak pak! Hasil foto ini akan saya kirim 3 hari lagi," janji DX.
"Wah, kalau begitu nanti kita makan siang bersama lagi. Saya tunggu kalian di jam makan siang," jawab pak Xie.
Kami berlima saling menatap karena bingung harus menjawab apa.Â
"Eh... baik terima kasih tawarannya! Kami pasti datang lagi," jawab Kang Xi Ka dengan cepat dan memecah keheningan.Â
Saat menuju tempat parkir, DX meminta bantuan semua orang untuk membantu dia mencetak foto malam ini dan besok. DX ada ide untuk membuat album foto khusus pak Xie.
Kami semua menyetujui idenya. Sepulang dari tur setelah mandi dan makan malam, semua kumpul di ruang makan. Isi asrama hanya kami berlima. DX membawa perlengkapan mencuci dan mencetak roll film ke ruang makan.
Kami membagi tugas menjadi 2. Para pria mencuci dan mencetak foto, aku dan Kang Xi Ka bikin album sesuai ukuran contoh lembar foto yang DX kasih.
Shidd membuat jemuran foto dengan mengikat tali dari gagang pintu samping ke kran air. Menurutnya, tali jemuran itu bisa muat 100 lembar foto.