Saya pilih antigen karena 20 menit selesai. Hasilnya positif dan saya memutuskan pulang untuk besok berobat ke poli infeksi di RS almamater dekat rumah.Â
TUHAN SEDIAKAN SEMUA
Pengalaman, pengetahuan, dan kesabaran sudah disediakan Tuhan.Â
Selasa, 22 Juni 2021, saya dan mama berobat jalan ke poli infeksi. Papa yang terlihat tidak sehat juga saya bawa untuk swab. Dokter paru menyarankan mama rawat inap tapi ia menolak.
"Ibu mau saya rawat inap? Hasil antigen bisa dijadikan acuan rawat inap apalagi lansia dan punya riwayat kanker. Semua biaya ditanggung pemerintah. Ini meski ringan tapi kondisi lansia suka naik turun. Ibu, mau saya buati rujukan rawat inap?"Â
"Ini anaknya juga sakit. Mba, lagi sakit juga nanti harus rawat 2 lansia sakit. Ini Covid, lho!"
Saat dokter beri pengertian ke mama, ingatan saya melayang ke ruang ICU saat mama dirawat paska operasi kanker.Â
Ada 3 ranjang dan 2 pasien di ICU. Posisi mama paling ujung dekat tembok. Ranjang tengah kosong dan di depannya ada pos dokter dan perawat. Ranjang dekat pintu diisi kakek.
Hari itu pertama kali saya besuk mama di ICU. Kakak pertama dari kantor sudah sampai duluan tapi, menunggu saya datang.Â
Kami masuk berdua. Kakak berjalan di depan. Saat pintu dibuka dan kakak masuk, kakek mendadak tunjuk-tunjuk dan bersuara, "Eng, ng, ng".Â
Kakak tersenyum dan jalan terus. Kakek kembali melakukan hal yang sama saat saya masuk.Â