Suatu malam mendadak sesak nafas akut. Saya segera larikan ke UGD RS pemerintah. Dokter beri uap 30 menit lanjut oksigen karena uap tidak ampuh. Mama bisa bernafas, tapi tidak lancar. Dokter sarankan cek dokter paru esok hari karena curiga TBC.
Saya bawa mama cek ke dokter paru di RS swasta langganan kakak pertama yang tinggal beda kota.Â
Hasil rontgen paru menunjukkan bekas TBC, bronkritis dan radang paru. Sekeluarga langsung cek TBC, tapi nihil.Â
Mama entah kapan dan dari siapa tertular TBC. Tapi menurut saya itu bekas kebakaran yang menahun, jadi seperti bekas TBC. Perlu waktu 1,5 bulan rawat jalan untuk pulih.
Bulan Juni 2021, saya, mama, dan papa terkena Covid, tapi kakak tidak.
Kakak awal Juni vaksin dosis pertama Astrazeneca. Setelah vaksin 4 hari mulai batuk dan pilek.Â
Saya yang khawatir menyuruh cek dokter, tapi dicueki. Lama-lama batuk makin parah dan dia menolak pakai masker.Â
Hari keenam, pergi cek ke dokter umum dan katanya flu biasa tapi saya tidak percaya. Saya menyuruh tes swab tapi ditolak.Â
Kakak selain batuk, pilek, dan bersin juga meriang seperti orang tifes. Selama 4 hari tidur terus karena lemas. Mama sejak awal dia sakit, saya perhatikan mulai lemas.
Pada Jumat, 18 Juni 2021, setelah bersihkan kebun dan mandi, mendadak saya merasa bagian kaki di bagian betis kehilangan sepertiga kekuatan.Â
Saya curiga itu tanda tubuh sedang melawan sesuatu yang buruk di tubuh, saya mulai batuk pilek. Sedangkan, mama mulai jalan oleng dan sering batuk keras.Â