Terbayang rasa lelah, kesal, dan marah ke papa yang mama alami. Tapi, dia tidak mengeluh selalu berusaha masak enak dan menjaga rumah serta anak supaya sehat.Â
Selain pikiran itu, saya pun dibuat sangat mengerti kenapa ribuan tahun lalu ada pria yang rela menanggung sakit dan beban kayu berat di punggung hingga didera sampai mati.Â
Semua karena cinta
Setiap siklus haid selain nyeri perut bila ada batuk pasti makin parah. Semua itu biasa hilang sendiri setelah selesai haid. Tapi kali ini saya tidak yakin batuk hilang dan memutuskan berobat ke dokter paru yang sama dengan mama.
Rabu, 14 Juli 2021, mama kontrol dan saya perdana berobat ke dokter paru itu. Saya memutuskan untuk mengobati penyakit Covid karena sudah saatnya saya dan mama pulih total.Â
Saya yakin tubuh sehat saya bisa jadi obat untuk mengobati mama serta yang lain.Â
Kata kakak, dokter paru kagum tubuh saya sangat kuat lawan virus corona baru. Meski terlihat baik tapi saya dianggap parah karena telat minum obat dan kurang tidur parah.Â
Saya mendapat obat sangat banyak. Dokter menyuruh istirahat cukup dan makan banyak.
Saat sakit normal saya mengerti makna istirahat cukup. Tapi, selama 45 hari itu bagi saya bisa tidur nyenyak 3 menit sebanyak lebih 10 kali dalam 24 jam sudah cukup.
Mama tiap jam 21:00 - 02:00 batuk parah hingga susah tidur. Kaki lemas dan nyeri tangan membuat saya tiap malam harus bangun temani ke toilet.Â
Entah sudah berapa ribu kali kepala saya keleyengan karena harus segera berdiri dari kasur saat tidur nyenyak untuk menepuk pundak dan pijat kepala serta angkat bantu mama bangun kemudian jalan.Â