Fenomena ini sebenarnya mirip dengan kita yang suka mendiagnosis orang lain cuma dari zodiak mereka. Ketemu orang yang terlalu blak-blakan, langsung bilang, "Ah, Leo banget." Padahal dia mungkin cuma nggak sabar.Â
Sama halnya dengan Google: cuma gara-gara kamu punya dua dari sepuluh gejala yang disebutkan di artikel, langsung yakin kalau itu penyakit serius. Padahal, bisa jadi kamu cuma kurang air putih atau kebanyakan jajan gorengan.
Tapi, kenapa sih, kita sering banget percaya sama diagnosa internet? Jawabannya sederhana, karena mudah. Cuma butuh WiFi dan jari untuk mengetik, dan tiba-tiba semua jawaban tersedia. Nggak perlu antri di puskesmas, nggak perlu keluar uang buat konsultasi dokter.Â
Masalahnya, kemudahan ini kadang bikin kita lupa kalau kesehatan itu bukan sesuatu yang bisa diatasi dengan "copy-paste" informasi. Tubuh kita lebih rumit daripada algoritma pencarian.
Lalu, bagaimana dengan mental health? Nah, ini lebih kacau lagi. Coba pikir, berapa kali kamu atau temanmu bilang, "Aku tuh kayaknya ADHD deh," cuma gara-gara sering lupa naruh kunci. Atau, "Aku kayaknya bipolar," cuma karena mood berubah-ubah waktu PMS.Â
Google, ditambah video TikTok yang penuh self-diagnosis, bikin semua orang jadi "psikolog" dadakan. Tanpa paham apa-apa, kita langsung klaim diri punya gangguan ini-itu.
Masalahnya, gangguan mental itu bukan main-main. Kalau kamu baca gejalanya tanpa panduan ahli, rasanya semua cocok sama hidupmu. Stres? Siapa yang nggak pernah stres? Sering sedih? Well, siapa yang nggak sedih waktu liat saldo rekening tanggal tua?Â
Tapi yang namanya depresi klinis atau gangguan kecemasan itu lebih kompleks dari sekadar perasaan sesaat. Salah mendiagnosis malah bikin kita jadi meremehkan kondisi yang sebenarnya serius.
Ada satu kisah nyata yang lucu sekaligus tragis. Seorang teman pernah cerita, dia yakin kena gangguan kepribadian ganda gara-gara sering lupa naruh barang.Â
Padahal, setelah akhirnya mau ke psikolog, dia cuma dapat diagnosis "pelupa karena kurang fokus." Penyebabnya? Terlalu sering buka handphone waktu kerja. Lihat? Bukan gangguan mental, cuma gangguan konsentrasi.