Mohon tunggu...
Kartika Tjandradipura
Kartika Tjandradipura Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

Penulis dengan tujuan utama yaitu untuk meningkatkan mental health awareness dan self compassion. Untuk mengenal tulisannya lebih jauh, bisa dilihat di akun Instagram : @kartika_olive

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Google, Dokter Digital yang Membuat Kita Jadi Pasien Penyakit Ganas

23 November 2024   23:12 Diperbarui: 24 November 2024   00:10 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cuma gara-gara kepala nyut-nyutan sedikit, kamu langsung buka Google dan ngetik, "penyebab sakit kepala sebelah kanan"? 

Awalnya cuma niat cari tahu, tapi sejam kemudian kamu sudah sampai di artikel yang bilang, "Waspadai Tumor Otak atau Stroke." Yang tadinya sakit kepala biasa langsung naik level jadi rasa panik level akut. Dan di titik itulah, Google resmi jadi dokter langganan kamu, walaupun cuma bikin stres dan paranoid.

Google, teman-teman, adalah tempat di mana segalanya bisa terjadi. Ketik saja gejala apa pun, dari "sakit tenggorokan" sampai "gampang nangis lihat iklan minyak goreng," pasti ada artikel yang bilang, "Gejala awal gangguan serius yang harus segera ditangani." 

Semua orang tiba-tiba jadi dokter amatir yang ahli mendiagnosis diri sendiri. Tapi, masalahnya, apakah kita benar-benar tahu apa yang kita lakukan?

Mungkin kamu pernah ngalamin fase ini: pagi-pagi bangun dengan sedikit nyeri di punggung, terus mikir, "Ini kurang tidur atau tulang belakang mulai geser?" Bukannya tanya orang tua atau tidur lagi, kamu malah buka Google. 

Hasilnya? Artikel pertama: "Nyeri punggung bisa jadi tanda hernia diskus intervertebralis." Artikel kedua: "Apakah ini kanker tulang belakang?" Terus, kamu langsung diem, megang punggung, dan merasa seperti tokoh utama drama medis yang waktu hidupnya tinggal beberapa episode lagi.

Inilah yang disebut dengan cyberchondria, alias kebiasaan cari tahu penyakit di internet sampai stres sendiri. Bukan cuma bikin panik, kebiasaan ini juga berbahaya. Pertama, Google nggak tahu riwayat kesehatanmu. 

Dia nggak tahu kalau nyeri punggung itu mungkin cuma gara-gara posisi tidur miring ke kanan semalaman. Dia juga nggak tahu kalau kamu baru begadang nonton drakor dan kurang olahraga. Tapi karena artikel yang muncul seringnya ngeri-ngeri sedap, otak kita langsung lompat ke kesimpulan terburuk.

Fenomena ini sebenarnya mirip dengan kita yang suka mendiagnosis orang lain cuma dari zodiak mereka. Ketemu orang yang terlalu blak-blakan, langsung bilang, "Ah, Leo banget." Padahal dia mungkin cuma nggak sabar. 

Sama halnya dengan Google: cuma gara-gara kamu punya dua dari sepuluh gejala yang disebutkan di artikel, langsung yakin kalau itu penyakit serius. Padahal, bisa jadi kamu cuma kurang air putih atau kebanyakan jajan gorengan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun