Tetapi ia seolah lupa pada code of conduct-nya sebagai reporter yang sangat sibuk mengungkap identitas yang diperkosa sampai sangat perlu melaporkan langsung berada di depan rumah korban dan melaporkan tidak dapat masuk ke rumah tersebut.
Neha bersikap masa bodo dengan berita itu, ia memalingkan wajahnya dan menutup matanya. Ia tahu bahwa pemberitaan semacam itu bullshit.Â
Kedukaan orang-orang hanya sementara, melupakan semuanya dengan waktu, keadilan terhadap kasus-kasus kekerasan seksual bahkan yang brutal sekalipun tidak akan pernah ditegakkan.
Televisi mati, dan berdenging kencang. Seiisi rumah gusar. Ternyata itu sebuah alarm bahwa akan ada penghuni baru di rumah itu.
Bukan di Rumah Aman
Benar saja, tiba-tiba bel berbunyi Maushee langsung nyeletuk bergumam kesal mengapa harus ada tambahan orang di rumah itu.Â
Jyoti yang merasakan kegusaran semua penghuni rumah menegur Maushee, tetapi dibela Maya yang mengatakan kalau ia telah merasa gerah di rumah itu. Arzu menyahut, "jika dengan pakaian minim saja kamu gerah, jika pakai burkha aku bisa masak kebab."
Sound familiar di antara para perempuan bukan. Mengintimidasi perempuan lain karena cara berpakaian?
Sang mahasiswi meminta Jyoti membuka pintu, namun ditentang penghuni lain mengingat kamar di rumah itu tak cukup lagi.
Jyoti mengingatkan bahwa tak baik bertengkar setelah doa dhupbatti dan Maushee menjawab, "Tidak ada Tuhan di sini, mengapa Anda menyembahnya."
Jyoti yang alim bersikap memilih diam ketika pelecehan agamanya terjadi. Ia menjawab bahwa ia ingin kedamaian yang juga ditentang Maushee, jika ingin damai jangan biarkan orang lain masuk ke rumah itu. "Apa ia akan tinggal di kepala kita", sebuah kalimat menandaskan bahwa begitu terbatasnya ruangan itu.Â
Zooni berusaha mendamaikan dengan bahasa isyaratnya.Â