Pemerintah fasilitator dan regulator
Bagi perguruan tinggi swasta, regulasi yang mengatasnamakan penjaminan mutu adalah hal yanh selalu dikejar. Dengan otonomi sebenarnya (baca: (dibiayai sendiri) memastikan diri untuk melampaui standar. Â Padahal katanya filosofi standar penjaminana mutu pendidikan yang jumlahnya 24 itu untuk menjadi acuan, bukan memojokkan. Kenyataannya, disitu yang memicu munculnya pertanyaan dimana kehadiran negara sebagai fasilitator.
Padahal sejak 1 dekade lalu, Tidak sedikit perguruan tinggi swasta yang tentunya tidak sedikit mengeluarkan dana investasi untuk pembangunan sistem yang tidak murah di masa itu, tetapi sulit penerapannya secara optimal. Berbatas pada izin yang berdampak pada legalitas ijazah lulusannya.
Sistem yang dibangun pun hanya menjadi cara pembelajaran "optional" yang secara tidak langsung sistem ini menjadi "aus" dan lebih memilih sistem lama yang cenderung menyuapi mahasiswa.
Pemanfaaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk mendukung pembelajaran
Ada banyak contoh PJJ yang juga diminati oleh banyak orang di belahan dunia. Seperti Coursera yang setidaknya diikuti oleh 8 juta peserta. Terlaksana dengan sistem yang mumpuni, yang mengajar Yale, harvard, MIT, bahkan MK yang diambil melalui coursera dapat di redeem dengan menunjukkan sertifikat.Ini adalah reward. Meski ada aturannya
Di cambridge ada future learn dengan konsorsium. Di Harvard dab  Barkeley ada edX Courses
Implementasi pembelajaran terbuka, bahkan ilmu dari professor terlemuka ini dapat kita akses secara gratis. Konsepnya adalah berbagi.
Dengan keterbatasan dan pembatasan tersebut, dimana posisi kita, yang terpenting di mulai dulu. Setidaknya memahami dulu kurikulum Gen.RI 4.0 dan berdoa negara jika belum mampu menjadi fasilitator yang baik cukuplah dengan tidak membatasi hak anak bangsa untuk menjadi cerdas hanya alasan ketakutan akan aksi tipu-tipu di di dunia pendidikan tinggi.
Jika pemerintahnya sendiri tidak mempercayai akademisinya. Bolehkah rakyat tidak mempercayai pemerintahnya?.
Persoalannya, Indonesia menjadi target pasar negara maju efek pasar di tempat mereka sudah jenuh, karna itu Indonesia menjadi pasar baru. Apakah kita hanya akan terus menjadi buruh 3D dirty, difficult dan dangerous di era digital di negeri kita sendiri.
Selamat Pagi Indonesia
Teknologi untuk memudahkan, selalu bahagia