Kerajaan-kerajaan di Sulawesi menggunakan pendekatan budaya ini untuk menanamkan ajaran Islam di masyarakat, sehingga masyarakat lokal merasa nyaman dengan perubahan yang terjadi (Hamka, 2019). Integrasi budaya ini memungkinkan penyebaran Islam berjalan dengan damai dan tidak menimbulkan konflik sosial yang berarti.
Dengan perpaduan politik dan budaya, Islam tidak hanya menjadi agama yang dianut oleh raja-raja dan bangsawan, tetapi juga diterima oleh masyarakat kelas bawah di Sulawesi. Strategi ini memungkinkan Islam berkembang dengan pesat di berbagai lapisan masyarakat, dari kaum elite hingga rakyat biasa.Â
Peran politik dan budaya yang diimplementasikan oleh kerajaan-kerajaan di Sulawesi memperlihatkan bagaimana Islam tidak hanya diterima sebagai ajaran spiritual, tetapi juga sebagai pedoman dalam kehidupan sehari-hari (Al-Attas, 2018). Pada akhirnya, perpaduan peran politik dan budaya mempercepat penyebaran Islam di Sulawesi dan menjadikannya agama yang kuat di wilayah ini.
C. Tokoh-tokoh Penyebar Islam di Sulawesi
1. Dato' Ri Bandang
Dato' Ri Bandang, yang nama aslinya adalah Abdul Makmur, adalah salah satu dari tiga mubaligh asal Minangkabau yang memainkan peran penting dalam menyebarkan Islam di Sulawesi. Beliau tiba di Sulawesi pada abad ke-16 atas permintaan Raja Gowa dan Tallo yang ingin mempelajari Islam secara lebih mendalam.Â
Dato' Ri Bandang dikenal sebagai tokoh yang berhasil mengislamkan Raja Gowa, Sultan Alauddin, serta Raja Tallo, Sultan Abdullah Awwalul Islam, melalui pendekatan dakwah yang damai dan persuasif (Andaya, 2016). Konversi para raja ini menjadi titik penting dalam penyebaran Islam, karena para penguasa dianggap sebagai panutan masyarakat, sehingga keputusan mereka beralih ke Islam turut diikuti oleh rakyat mereka.
Peran Dato' Ri Bandang dalam menyebarkan Islam bukan hanya terbatas pada lingkaran kerajaan, tetapi juga mencakup penyebaran ajaran Islam di kalangan masyarakat umum. Beliau memperkenalkan ajaran dasar Islam, seperti konsep tauhid, salat, puasa, dan zakat kepada masyarakat, yang sebelumnya belum mengenal ajaran ini.
 Dengan cara yang mudah dipahami, Dato' Ri Bandang berhasil membangun pondasi Islam yang kuat di tengah masyarakat lokal (Azra, 2021). Keberhasilan dakwah Dato' Ri Bandang ini juga didukung oleh kemampuannya beradaptasi dengan budaya setempat, sehingga ajaran Islam yang dibawanya dapat diterima dengan baik oleh masyarakat Sulawesi.
Dalam sejarah Islam di Sulawesi, Dato' Ri Bandang dihormati sebagai figur yang membawa pencerahan spiritual bagi masyarakat Sulawesi Selatan. Perjalanan dakwahnya di Sulawesi menjadi inspirasi bagi para mubaligh lainnya dalam menyebarkan Islam ke wilayah-wilayah sekitarnya.
 Pengaruh Dato' Ri Bandang tidak hanya terbatas pada masyarakat pada masanya, tetapi juga meninggalkan jejak keislaman yang kuat yang terus berlanjut hingga saat ini. Jejak dakwahnya menjadi pondasi bagi perkembangan Islam di Sulawesi Selatan yang hingga kini dikenal sebagai wilayah dengan tradisi Islam yang kuat (Hamka, 2019).