1. Kerajaan Gowa dan Tallo
Kerajaan Gowa dan Tallo merupakan dua kerajaan penting di Sulawesi Selatan yang memiliki peran besar dalam proses Islamisasi di wilayah ini. Pada awal abad ke-17, Raja Gowa yang bernama Sultan Alauddin dan Raja Tallo, Sultan Abdullah Awwalul Islam, memeluk Islam setelah menerima ajaran yang dibawa oleh Dato' Ri Bandang dan Dato' Ri Pattimang, dua mubaligh terkenal dari Sumatra (Andaya, 2016).Â
Keputusan para raja ini untuk memeluk Islam menjadi titik awal penyebaran agama tersebut di kalangan masyarakat Sulawesi Selatan, karena masyarakat cenderung mengikuti agama yang dianut oleh pemimpinnya. Dengan mengadopsi Islam, kerajaan-kerajaan ini bukan hanya memperkuat identitas keagamaan mereka tetapi juga mendapatkan pengaruh yang lebih luas di kawasan Nusantara.
Selain itu, Gowa dan Tallo bersama-sama memainkan peran penting sebagai pusat pendidikan dan keagamaan di Sulawesi Selatan. Seiring dengan penerimaan Islam oleh kedua kerajaan ini, banyak tempat ibadah dan pusat-pusat pengajaran agama didirikan untuk menyebarkan nilai-nilai Islam kepada masyarakat luas (Azra, 2021).
Masjid menjadi pusat kegiatan keagamaan dan sosial, sementara sekolah-sekolah informal atau pesantren mulai didirikan untuk memberikan pendidikan agama kepada penduduk lokal. Dengan demikian, Gowa dan Tallo berhasil mentransformasi peradaban masyarakat Sulawesi menjadi masyarakat yang lebih religius dan berpendidikan, serta memperkuat pengaruh Islam di berbagai lapisan masyarakat.
Kerajaan Gowa dan Tallo juga memiliki kekuatan militer yang besar, yang turut memfasilitasi penyebaran Islam ke wilayah-wilayah tetangga di Sulawesi. Kekuasaan militer ini tidak hanya memastikan stabilitas di wilayah kerajaan tetapi juga mendukung ekspansi pengaruh Islam melalui diplomasi dan persahabatan dengan kerajaan-kerajaan lain di Sulawesi.Â
Ekspansi Islam melalui jalur militer dan diplomatik ini berhasil mempercepat penyebaran Islam di Sulawesi dan memberikan legitimasi bagi Gowa dan Tallo sebagai pusat kekuasaan politik dan agama di wilayah ini (Hamka, 2019). Dengan demikian, peran strategis kedua kerajaan ini sangat krusial dalam menyebarkan ajaran Islam dan membangun basis keislaman yang kokoh di Sulawesi.
2. Peran Politik dan Budaya dalam Penyebaran Islam
Peran politik kerajaan-kerajaan seperti Gowa dan Tallo juga menjadi faktor penting dalam proses penyebaran Islam. Setelah para raja memeluk Islam, kerajaan-kerajaan ini mulai memberlakukan hukum Islam dalam pemerintahan mereka. Kebijakan politik yang diambil oleh para raja ini turut mempengaruhi masyarakat luas untuk memeluk Islam.Â
Contohnya, raja-raja Gowa menerapkan syariat Islam dalam aturan-aturan kerajaan, termasuk dalam bidang perdagangan, pajak, dan pernikahan. Hal ini menciptakan lingkungan sosial dan politik yang sangat mendukung untuk perkembangan agama Islam di Sulawesi (Noer, 2020). Kebijakan ini memperlihatkan bagaimana politik kerajaan tidak hanya berdampak pada sistem pemerintahan tetapi juga berhasil menyebarkan pengaruh Islam lebih luas di masyarakat.
Selain peran politik, budaya juga menjadi instrumen penting dalam penyebaran Islam di Sulawesi. Kebudayaan lokal yang dipadukan dengan nilai-nilai Islam memungkinkan masyarakat menerima ajaran baru ini tanpa menghilangkan identitas budaya mereka. Salah satu contohnya adalah praktik-praktik budaya seperti seni musik dan tari yang diintegrasikan dengan nilai-nilai keagamaan Islam.Â