"Oo....saya beli semua kuenya ya pak sodri". Kata santri kirom.Â
"Berapa uang yang harus saya bayar pak, karena ini juga buat oleh-oleh tamu pak kyai nanti habis duhur". Santri kirom masih melanjutkan omongannya.Â
Santri kirom merogoh saku bajunya, mengambil uang yang dikasih pak kyai buat beli kue klenyem.Â
Sambil nolah-noleh ke arah jalan raya pasar brabo. Pandangan matanya sekarang tertuju ke pak sodri, penjual kue klenyem, yang masih diam agak bingung mendengar permintaan semua kuenya.
"Segera dibungkus ya pak, saya sudah ditunggu pak kyai ini". Pinta santri kirom.Â
"Maaf kang kirom, bukannya saya ndak senang dapat uang banyak, bukannya saya ndak sukur ada pembeli, tapi..."..pak sodri menghentikan ucapannya.Â
Ada yang mengganjal di hatinya yang menyedak lisannya untuk berbicara.Â
"Tapi kenapa pak?. Tanya santri kiro.Â
"Ya harus bersukur dong, karena saya borong semua kuenya, bapak bisa pulang cepat dapat uang banyak, ndak perlu nunggu lama sampai nanti sore, pak". Beruntun omongan santri kirom.Â
"Bukan begitu kang, saya ini penjual, selayaknya pasti senang dapat pembeli dan uang banyak, dagangan habis, tapi...sebelumnya maaf ya kang".. lanjut pak sodri agak kikuk.Â
"La....ada apa pak?". Tanya santri kirom penuh penasaran.