Mohon tunggu...
Mbedah Alam
Mbedah Alam Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Kutubut Turost

Mbedah Alam

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Santri Kirom dan Penjual Kue Klenyem

7 April 2019   22:04 Diperbarui: 8 April 2019   05:37 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar https://wartabatavia.com

Kirom namanya, santri senior di desa Brabo. Setelah menghatamkan hapalan alquran 30 juz, ia masih menetap di pesantren untuk berkhidmah kepada kyai. Prinsipnya, selain ilmu yang jadi oleh-oleh keboyongannya, berkah kyai adalah hal utama. 

Hal biasa memang bagi santri di manapun untuk "tabarukan" nyucup berkah kyai pesantren. Berhidmah bukan sekedar menuruti perintah dan larangan kyai, tapi juga harus mampu menekan hal-hal yang memberontak di hati santri. 

Beratnya hidmah karena di sini adalah "laku" lahir batin yang harus terpadu, kesatuan ketaatan saat menerima dawuh kyai.

Tidak semua bisa lulus saat berhidmah pada kyai, karena bimbingan yang disampaikan kyai dalam hal ini tidak ada kurikulumnya, tidak ada bukunya, tidak ada metodenya, dan semua hanya dikegahui oleh kyai dalam membimbing santri khususnya untuk memperoleh derajat batin yang tinggi.

Tidak adanya cara dan metode yang baku dalam hidmah, banyak santri yang tidak lulus, walaupun puluhan tahun hidmah kyai. Karen hidmah kyai adalah laku tirakat. Diperlukan kekuatan lahir batin yang mendalam dalam laku hidmah kyai.

Bakda jamaah subuh, kyai memanggil kirom ke kediaman kyai, tidak seperti biasanya kyai memanggilnya di waktu sepagi itu, karena bakda subuh adalah jadwal kyai mengajar para santri simaan al qura'n. Segera ia bergegas ke ndalem kyai dengan langkah sigap menerima titah kyai.

"Sini kang". Perintah kyai menyuruh duduk santri kirom. 

"Injeh kyai". Kiron mengiyakan perintah kyainya. 

"Begini kang". Kyai mulai membuka percakapannya. 

"Tadi malam, ada kawan lama saya yang mau berkunjung ke sini, rencananya sambil bawa rombongan para pengusaha". Lanjut kyai. 

"Injeh kyai". Kata Kirom menanggapi dengan sikap duduk tawadluk di hadapan kyainya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun