Untuk mengurangi sisa makanan dan mengontrol asupan kalori, penting untuk berlatih portion control yang lebih baik, baik di rumah maupun saat makan di luar.
C. Kebiasaan memasak yang berlebihan
Kebiasaan memasak yang berlebihan adalah faktor lain yang sering menyebabkan sisa makanan. Terkadang kita memasak lebih banyak daripada yang dibutuhkan karena takut kekurangan, ingin menyajikan hidangan yang melimpah, atau karena alasan lain. Hasilnya adalah makanan yang tidak habis dimakan dan akhirnya disimpan di kulkas.
Untuk menghindari hal ini dan mengurangi pemborosan, perlu berlatih memasak dengan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan keluarga.
D. Masalah penyimpanan makanan
Cara kita menyimpan makanan juga berperan penting dalam terjadinya sisa makanan. Makanan yang disimpan dengan tidak benar dapat cepat membusuk atau kehilangan kualitasnya. Kebanyakan orang sering kali tidak tahu cara menyimpan makanan dengan benar, yang mengakibatkan pemborosan.
Diperlukan panduan dalam menggunakan kemasan kedap udara, menjaga suhu kulkas pada tingkat yang aman, dan memahami tanggal kedaluwarsa. Dengan mempraktikkan cara penyimpanan yang benar, kita dapat mengurangi sisa makanan dan memperpanjang umur simpan makanan.
Membongkar Rahasia Keluarga Terdalam
A. Budaya konsumsi makanan
Dalam upaya memahami mengapa selalu ada sisa makanan di kulkas keluarga, kita harus membongkar rahasia yang mendasarinya, dan salah satunya adalah budaya konsumsi makanan.Â
Setiap keluarga memiliki kebiasaan dan tradisi unik mereka sendiri terkait dengan makanan. Budaya konsumsi makanan mencakup jenis makanan yang biasa disajikan, cara mempersiapkan hidangan, dan bagaimana memandang makanan itu sendiri.
Budaya makan yang berlebihan atau tradisi menyajikan porsi besar sebagai bentuk keramahan mungkin membuat sisa makanan menjadi umum. Demikian pula, budaya "jangan buang makanan" yang kuat dapat mendorong orang untuk menyimpan makanan berlebihan yang akhirnya terbuang.
B. Hubungan emosional dengan makanan
Hubungan emosional dengan makanan adalah faktor penting dalam terjadinya sisa makanan. Makanan sering kali terkait dengan kenangan, kenyamanan, dan bahkan identitas keluarga. Kita mungkin terbiasa menyajikan hidangan khas atau menghadirkan makanan tertentu pada acara khusus.
Masalah muncul ketika kita terlalu terikat secara emosional pada makanan dan tidak ingin membuangnya meskipun sudah tidak layak konsumsi. Makanan dapat menjadi simbol kasih sayang, dan membuang makanan tersebut bisa membuat perasaan bersalah atau rugi.Â
Oleh karena itu, penting untuk memahami peran emosi dalam hubungan dengan makanan dan mencari solusi yang menghormati kedua aspek ini.
C. Peran ketidakmampuan membuang makanan
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya