Mohon tunggu...
kardianus manfour
kardianus manfour Mohon Tunggu... Editor - belajar mencintai kebijaksanaan hidup

mahasiswa filsafat.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Metafisika Gneoseologis Imanuel Kant

14 April 2020   22:14 Diperbarui: 14 April 2020   22:31 1205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Abstraksi :

Imanuel Kant  dalam sejarah pemikiran filosofis dikenal sebagai figur yang memprakarsai reformasi pemikiran dalam dunia kefilsafatan. Ia meradikalisasi eskplorasi filosofis terhadap subjek yang berpikir.  Filsafat trasendentalnya adalah awal babak baru dalam dunia filosofis yang mengkaji dan mengetahui cara subjek berpikir. Metafisika bagi Kant ialah suatu sistem yang terdiri dari prinsip-prinsip yang mengatur pikiran manusia. 

Dalam Kant bahkan apa yang disebut dengan pengetahuan sejati dalam akal budi ialah pengetahuan yang tidak mengandaikan pengalaman. Berkaitan dengan pengetahuan dikatakan oleh Imanuel Kant bahwa pengetahuan yang benar dan sejati ialah pengetahuan a priori (pengetahuan yang sudah distruktur di dalam akal budi manusia), bukan yang a posteriori (pengetahuan yang berasal dari hasil penginderaan manusia). 

Motode yang saya gunakan dalam tulisan ini adalah deskripsi dan eksposisi. Dalam menyusun tulisan ini, saya mendasarkan diri pada diktat pengantar metafisika dan buku relasionalitas yang ditulis oleh Prof. Dr. Armada Riyanto, CM serta ditambah dengan sumber lainnya yang berkaitan dengan pemikiran metafisis Imanuel Kant.

Kata Kunci :  Akal budi, Pengetahuan, Subyek, Obyek, Pengalaman,

I.    pengantar

Inti dari filsafat adalah metafisika, sebuah pengetahuan yang menginterpretasikan realitas atau "ada sebagaimana ada" secara radikal dan final.[1] Pernyataan ini hendak menunjukkan bahwa bahan kajian atau yang menjadi objek material dari metafisika adalah "ada", "semua realitas" dan objek formalnya adalah seluruh realitas yang mau dilihat dari segi metafisika yaitu "ada sebagaimana adanya" artinya ada tidak disimak dari sudut pandang lain kecuali dirinya sendiri dalam totalitasnya.           

Pergumulan dengan yang "ada" atau realitas telah dimulai sejak thales kemudian bergema dalam berbagai perspektif dan cara beda filosof yunani setelahnya. Para filosof yunani ini mencoba menjelaskan segala perinsip mendasar di balik sebuah realitas. Mereka ingin memetakan reallitas orisinal, mutlak dan paling fundamental di balik semua penampakan. Segala realitas mendasar dan fundamental dari segala yang ada mulai ditelusuri oleh akal budi manusia.[2]  para filosoflah yang berusaha menampik semua deskripsi mitos tentang realitas.

Dengan demikian, metafisika tidak hanya sebuah disiplin ilmu, tetapi merupakan karakter filsafat yang mencoba membongkar ilusi fiksi untuk meraih hakikat. Hakikat realitas dieksplorasi, mitos didepak, karena dianggap sebagai jargon irasional. Pada titik paling radikal, para filosof ini, menjelaskan perinsip pertama yang mengawali dan mendasari segala realitas. 

Manusia bisa mengambil contoh misalnya yang secara historis dimulai dari melitos, asia kecil pada abad ke-6 SM. Thales mendeskripsikan air sebagai perinsip pertama. Anaximandros mengedepankan yang tidak terbatas sedangkan anaximenes memproklamasikan udara sebagai perinsip pertama. Kemudian permenides, " yang ada adalah ada, di luar ada tidak ada". Plato mengemukakan bahwa " yang ada itu universal, formal, idea", dan yang paling penting adalah Aristoteles yang merefleksikan realitas ada secara mendasar dan menyeluruh.[3]

Para filosof yang disebutkan di atas memprioritaskan cara kerja nalar atau akal budi; manusia yang berpikir untuk menjawab dan menguak segala yang "ada" atau segala realitas. Para pemikir metafisis seperti Plato dan Aristoteles menelurkan asumsi dasar bahwa dunia atau realitas adalah yang dapat dipahami. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun